Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mengisi bulan Suci Ramadan, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui program BRI Agro Mengabdi. Kegiatan ini digelar BRI Agro sebagai bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan serta pendidikan masyarakat di sejumlah kota di Indonesia.
Kaspar Situmorang, Direktur Utama BRI Agro menjelaskan, program CSR di bulan Ramadan tahun ini bertema "BRI Agro Berbagi, Bersedekah, Bersyukur".
Lewat program ini, BRI Agro memberikan bantuan paket sembako di 15 kota besar, yaitu Jakarta, Cikarang, Bogor, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Jambi, Lampung, Balikpapan, Pontianak dan Makassar.
"Sasaran kami untuk pemberian paket sembako gratis adalah kepada gig economy workers yang sedang bertahan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Kami membagikan 2.000 paket melalui Kantor Pusat dan Kantor Cabang BRI Agro," kata Kaspar dalam keterangan resminya, Minggu (9/5).
Program BRI Agro Berbagi, Bersedekah, Bersyukur itu sejalan dengan Program CSR BRI Agro yang terdiri dari delapan pilar utama. "Paket sembako gratis merupakan bantuan sosial dan yang menjadi salah satu pilar program CSR kami. Kami berharap, bantuan ini dapat membantu mencukupi kebutuhan dan meningkatkan kualitas asupan makanan para pelaku gig economy selama Ramadan," imbuh dia.
Sebagai bagian dari BRI Group yang ditugaskan sebagai penyerang digital, maka BRI Agro memiliki kepedulian kepada gig economy workers. Sebab, kebijakan ini selaras dengan strategi perusahaan yaitu sebagai The Best Digital Bank for Agri & Beyond by Becoming House of Fintech & Home of Gig Economy.
Kolaborasi dengan fintech
Untuk bisa masuk ke dalam ekosistem gig Economy, BRI Agro pun menggandeng Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH). Kaspar menyebutkan, pada tahun 2020, terdapat peningkatan yang signifikan atas gig workers sebesar 27,07% dari tahun sebelumnya.
Dia bilang, peran dari Gig Economy ini mampu menggerakan roda perekonomian Indonesia dan menjadi UMKM baru karena memiliki fleksibilitas dari sisi waktu dan kesempatan. Faktanya, kondisi pandemi Covid-19 justru menjadikan pekerja sektor informal lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang.
Pekerja sektor informal atau yang saat ini dikenal dengan sebutan gig economy adalah pekerja informal seperti ojek online, ibu-ibu yang menjadi reseller (dropshiper) di online shop, atau pekerja lepas tetapi masih bisa mengoptimalkan platform online sebagai sumber penghasilannya.
Adrian Gunadi selaku Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) menyatakan bahwa dengan adanya kerjasama antara Perbankan dengan Fintech menimbulkan kolaborasi yang positif. "Kami apresiasi kolaborasi yang terus dibangun oleh BRI Agro dengan industri fintech lending di Indonesia," tutur Adrian.
Menurut Adrian, fintech lending dapat menghasilkan credit profile dari para pelaku gig economy melalui digital footprint dari kegiatan para pelaku tersebut. Sehingga, hal ini merupakan digital sales channel baru bagi bank yang lebih luas jangkauan penetrasi, dan dengan menggunakan alternative credit score dapat memperkuat analisa kredit.
Bagi pelaku fintech lending, adanya akses pendanaan dari bank melalui channeling ini, tentunya diharapkan dapat mendanai kebutuhan para pelaku gig economy dengan skala yang lebih besar dan biaya yang kompetitif.
AFTECH pun menyambut baik inisiatif BRI Agro berkolaborasi dengan para pelaku fintech. "Dukungan yang diberikan terhadap mereka yang bekerja dan menjadi last milers serta menjembatani pemanfaatan layanan keuangan digital, termasuk fintech merupakan salah satu dari wujud komitmen kolaborasi perbankan dengan fintech," kata Mercy Simorangkir, Managing Director AFTECH.
Mercy berharap, kolaborasi perbankan dan fintech di Indonesia ke depannya dapat semakin erat. Dengan demikian, dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendorong inklusi keuangan.
Keragaman model bisnis atau inovasi layanan keuangan digital yang ditawarkan fintech saat ini, jika dikolaborasikan dengan perbankan, diyakini dapat memperkuat arsitektur dan daya saing dari sektor jasa keuangan nasional, khususnya yang berbasis digital.
"Sebagian besar gig workers terdiri dari masyarakat pra-sejahtera. Jadi, dengan adanya kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh BRI Agro, kami berharap agar taraf hidup pelaku sektor informal ini dapat meningkat apalagi kegiatan ini dilaksanakan di bulan penuh berkah," ungkap Mercy.
Pada kesempatan ini, BRI Agro juga memberikan CSR bantuan pendidikan kepada anak yatim, salah satunya kepada Yayasan Panti Asuhan Kubah Rahmatan Indonesia dan Yayasan Panti Asuhan Yatim
Piatu Al Hasanat di Jakarta. Paket bantuan pendidikan yang diserahkan terdiri dari buku, alat tulis dan keperluan lainnya untuk proses belajar.
Total bantuan pendidikan yang diberikan senilai Rp 105 juta distribusikan juga melalui Kantor Cabang BRI Agro. Kaspar berharap, bantuan CSR ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Kami juga berharap agar BRI Agro dapat menjadi rahmat dan berkah bagi gig economy worker di Indonesia. Semoga Pandemi ini segera berakhir dan dapat segera dilalui, serta memberikan semangat bagi masyarakat untuk selalu berbagi di tengah kondisi terbatas seperti sekarang ini," tandas Kaspar.
Selanjutnya: BRI Agro gandeng fintech P2P lending Modalku salurkan pinjaman ke UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News