kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

BRI dan BCA berharap berkah fee based income


Rabu, 06 Agustus 2014 / 10:05 WIB
BRI dan BCA berharap berkah fee based income
ILUSTRASI. Astra Graphia (ASGR) menyiapkan belanja modal sekitar Rp 200 miliar pada tahun 2023.


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perbankan tak kehilangan akal memoles kinerjanya. Di tengah bayang-bayang perlambatan kredit, bank mulai melirik pendapatan berbasis komisi alias fee based income untuk menggenjot pendapatan. Maklum, pos tersebut tak terpengaruh perlambatan kredit. 

Sejumlah bank yang dihubungi KONTAN meyakini pendapatan fee based bakal tumbuh kuat hingga akhir tahun nanti. Contohnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank pelat merah ini membidik pertumbuhan fee based di kisaran 30%-40% sepanjang tahun ini. 

Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI menyatakan, pertumbuhan  fee based berpotensi lebih tinggi dari target lantaran BRI jor-joran di jaringan e-banking. Pada semester I tahun ini, BRI membukukan peningkatan fee based sebesar 20,8% menjadi Rp 2,7 triliun. 

Kontributor terbesar pertumbuhan fee based berasal dari transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 55,9%. Pendapatan komisi dari transaksi e-banking menyumbang 16,1% dari total fee based BRI, naik dari posisi 12,5% di tahun lalu. 
"BRI terus mendorong penggunaan berbagai fasilitas e-banking, baik lewat ATM, internet banking, mobile banking dan channel lain," imbuh Budi, kemarin. Hingga akhir Juni lalu, pemegang kartu ATM BRI mencapai 27,3 juta.

Sementara itu, pengguna SMS banking dan internet banking  masing-masing sebanyak 4,28 juta, dan 1,64 juta. Setali tiga uang, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), mengatakan, pihaknya optimistis bisa meraup fee based sebesar Rp 1,2 triliun-Rp 1,5 triliun hingga akhir tahun nanti. "Setiap tahun kami usahakan tumbuh 10%," imbuhnya.

Hingga akhir semester I lalu, BCA mengantongi fee based income sebesar Rp 3,48 triliun atau naik 15,3% dari tahun lalu. Salah satu andalan BCA adalah fee based dari transaksi kartu kredit. Pemegang kartu kredit BCA per akhir Mei lalu sudah mencapai 2,49 juta. 

Agar transaksi kartu kredit meningkat, BCA meluncurkan kartu kredit bertajuk BCA Black pada akhir bulan Juni lalu. Pada tahap awal, BCA menerbitkan sebanyak 75.000 kartu BCA Black.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×