Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyerahkan bantuan mobil perpustakaan keliling kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA). Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria menuturkan, bantuan tersebut merupakan bentuk komitmen BRI untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membantu program pemerintah untuk mewujudkan pendidikan dasar yang merata bagi semua anak-anak usia sekolah.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Corporate Secretary Bank BRI, Budi Satria kepada Dewan Pembina KPAI, Dr Seto Mulyadi. Penyerahan bantuan mobil perpustakaan keliling kepada KNPA merupakan salah satu wujud pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan BRI untuk pengembangan sektor pendidikan.
"Pemberian bantuan tersebut juga berawal dari ketertarikan BRI akan peran atau tugas yang diemban oleh KNPA. Selain digunakan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak usia dini, mobil tersebut juga digunakan sebagai media penyuluhan anti kekerasan terhadap anak," kata Budi melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Rabu (22/4).
Budi menambahkan, program mobil perpustakaan keliling ini sasarannya adalah anak-anak usia sekolah dasar yang tinggal di daerah pinggir perkotaan, yang tinggal di daerah yang kurang memiliki sarana penunjang pendidikan. "Kami berharap, dengan adanya perpustakaan keliling dapat membantu anak-anak tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dengan kegiatan membaca ataupun edukasi melalui perpustakaan keliling," imbuhnya.
KNPA merupakan organisasi nirlaba yang berdiri pada tanggal 26 Oktober 1998 atas prakarsa dari Departemen Sosial RI, Tokoh Masyarakat, Perguruan Tinggi, Organisasi Non-Pemerintah dan Pemerintah, Media Massa dan Badan Dunia Urusan Anak-anak (UNICEF) yang tugas utamanya adalah memberikan perlindungan anak yang membutuhkan perlindungan khusus untuk mewujudkan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perlindungan anak baik dalam segi pendidikan, ekonomi, dan sosial demi masa depan yang lebih baik.
Sepanjang tahun 2015 ini, KNPA berencana untuk memulai program edukasi yang selama ini masih sangat kurang, yang disebabkan oleh minimnya infrastruktur maupun fasilitas seperti kendaraan perpustakaan keliling.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News