Reporter: Andri Indradie, Adi Wikanto | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah mengincar pertumbuhan dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) cukup tinggi. Hingga akhir 2010, BRI Syariah berharap outstanding DPK bisa mencapai Rp 7,05 triliun.
Padahal, akhir 2009 lalu, DPK BRI Syariah masih sebesar 1,81 triliun. Artinya, tahun ini BRI Syariah optimistis bisa meraup dana dari masyarakat hingga Rp 5,24 triliun.
Komposisi DPK pada akhir 2009 terdiri dari tabungan sebesar 19,03% atau Rp 344,53 miliar, giro 7,14% sebesar Rp 129,29 miliar, dan deposito sebesar Rp 1,33 triliun alias 73,83% dari total DPK. Ari Purwandono, Managing Director Business Development BRI Syariah, berharap akhir tahun nanti komposisi DPK menjadi tabungan 25%, giro 10%, dan deposito 65%.
Ari mengatakan, BRI Syariah yakin target tersebut bisa tercapai. Pasalnya, pertumbuhan sepanjang 2009 saja bisa mencapai 227,94% dari Rp 535,69 triliun.
Dengan dukungan 74 kantor cabang dan 2.023 karyawan, Ari bilang, BRI Syariah akan fokus pada tabungan dan giro. "Kami juga akan terus mengembangkan deposito ritel, institusi, dan DPK perbankan," katanya, Selasa (6/7) di sela acara BRI Syariah Bagi-Bagi Hadiah.
Saat ini, lanjut Ari, ada sekitar 200 institusi yang menanam deposito di BRI Syariah. Nasabah institusi tersebut terdiri dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan besar lainnya yang kebanyakan ada di Jakarta.
Group Head Consumer Banking BRI Syariah Esti Kadaryanti menambahkan, DPK BRI Syariah per Mei 2010 sudah tumbuh 50% dibandingkan akhir 2009. Artinya, DPK BRI Syariah per Mei 2010 sudah mencapai sekitar Rp 2,71 triliun.
Hingga akhir semester I 2010 ini, tegas Ari, BRI Syariah optimis DPK bisa mencapai Rp 3,3 triliun. "Tak heran jika pembiayaan kami juga cukup besar karena dukungan DPK ini. Saat ini, pembiayaan sudah Rp 4,2 triliun," imbuh Ari.
Tak heran, dengan pertumbuhan DPK ini, hingga akhir tahun nanti BRI Syariah juga optimistis pembiayaan juga naik. "Target kami akhir tahun ini, pembiayaan bisa Rp 6 triliun," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News