Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus berupaya mendorong pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income. Hal itu dilakukan dalam rangka menahan laba agar tidak tergerus kian dalam di tengah seretnya pendapatan bunga dan meningkatnya biaya provisi akibat dampak Covid-19.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), semisal, membidik pertumbuhan fee based income sebesar 8% pada tahun ini.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pada tahun ini pihaknya memproyeksikan transaksi digital banking akan terus tumbuh dengan didukung perubahan pola transaksi masyarakat (peningkatan transaksi cashless dan online) dan perkembangan teknologi.
"Oleh karenanya, BRI membidik pertumbuhan fee income sebesar 8% pada tahun ini," kata Aestika kepada kontan.co.id, Jumat (5/2).
Baca Juga: Walau likuiditas melimpah, bank besar tetap buka opsi pendanaan
Ia menjelaskan, dengan meningkatnya transaksi digital banking, BRI telah mempersiapkan hal ini dengan terus berupaya dan fokus meningkatkan jasa layanan digital banking. BRI sendiri telah mulai melakukan transformasi digital sejak tahun 2016 dan berbagai inisiatif digital telah dan terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar kedepan, diantaranya: super apps BRImo, BRI Digital Saving, Brispot, BRIBrain, dan sebagainya.
Menurutnya, tren peningkatan transaksi melalui digital memang juga turut mengakselerasi pertumbuhan transaksi digital banking BRI. Hal tersebut digambarkan dari pertumbuhan transaksi digital banking BRI yang tumbuh signifikan sepanjang tahun 2020, dimana jumlah transaksi melalui BRImo tumbuh 660% dan internet banking BRI tumbuh 132%.
Sementara itu, fee and commissions income BRI juga meningkat signifikan pada tahun 2020 dan saat ini telah mencapai 11% dari total pendapatan BRI. Beberapa transaksi yang mendorong fee based tersebut, diantaranya fee transaksi e-channel maupun non e-channel, insurance related fee, trade finance & international business, dan sebagainya.
Aestika mengungkapkan, total fee & commission income BRI sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 15,18 triliun atau meningkat 6,6% dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp 14,29 triliun.
"Pertumbuhan jumlah transaksi tahun 2020 naik signifikan ada pada transaksi BRImo tumbuh 660% atau lebih dari 765 juta tansaksi, internet banking BRI tumbuh 132% atau lebih 2,7 juta transaksi, dan transaksi agen Brilink naik 39,6% atau sebesar 728 juta transaksi," imbuhnya.
Selanjutnya: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) bidik 27 juta UMKM dengan platform digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News