kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRI tunggu keputusan OJK terkait investasi di Muamalat


Sabtu, 12 Mei 2018 / 15:45 WIB
BRI tunggu keputusan OJK terkait investasi di Muamalat


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terus berusaha mencari investor baru untuk menyelamatkan kinerja. Bank syariah pertama di Indonesia ini menargetkan pada Juni 2018 mendatang investor baru akan masuk dengan menyuntikkan modal.

Salah satu investor dalam negeri yang menjadi investor potensial yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Kabar yang sampai ke KONTAN, BRI telah melakukan pembahasan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu menyelamatkan Bank Muamalat. Salah satunya dengan menggandeng Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
 
Bank spesialis kredit UMKM tersebut tak menampik soal ini. Direktur Utama BRI Suprajarto mengakui ada pembicaraan untuk berinvestasi di Bank Muamalat. Hanya saja,  hingga saat ini belum ada perintah langsung dari Kementerian BUMN ke BRI untuk menyelamatkan bank syariah terbesar kedua di Tanah Air tersebut.

Bukan cuma lampu hijau dari Kementerian BUMN, BRI juga menanti keputusan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  Suprajarto tak menjelaskan, keputusan dari OJK yang dimaksud.

Namun, bila ada restu dan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan OJK, BRI bakal melakukan pengkajian terkait rencana investasi di Muamalat.

"Kami masih menunggu arahan Kementerian BUMN dan OJK. Kalau sudah ada arahan, baru akan dilanjutkan dengan kajian dan due diligence," ujar Suprajarto, Jumat (11/5).

Adapun Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu mengatakan, hingga kini BPKH belum ada rencana masuk ke Bank Muamalat. Sebelumnya, BPKH membuka peluang menempatkan dana di bank syariah ini.

Selain BRI dan BPKH, investor lain yang berminat masuk ke Bank Muamalat berasal dari konsorsium yang tergabung dalam fund management berbasis di Singapura.

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana mengatakan, Bank Muamalat membutuhkan dana Rp 4,5 triliun dalam jangka pendek. Dengan dana sebesar itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Muamalat bisa naik jadi 12%-14%.

Hingga kuartal I 2018, CAR Bank Muamalat di atas 10%. Rasio modal per Maret 2018 ini sudah memperhitungkan dana 85% total dana escrow PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI).      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×