Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) ingin menjelma menjadi bank syariah yang menguasai pembiayaan ritel di tahun 2020 mendatang. Agar mencapai target, BSM memperbesar aliran pembiayaan ke segmen ritel ini.
Senior Executive Vice President Retail Banking BSM Niken Andonowarih mengatakan, pihaknya mengincar pertumbuhan pembiayaan ritel tumbuh double digit di tahun 2017. Kami menargetkan pembiayaan ritel tumbuh 15% di tahun ini, kata Niken, Rabu (22/2).
Dengan asumsi target pembiayaan tersebut maka pembiayaan ritel BSM mencapai sekitar Rp 34,96 triliun di akhir tahun 2017 dari perhitungan realisasi pembiayaan ritel senilai Rp 30,4 triliun di akhir tahun 2016.
Niken bilang, segmen pembiayaan perumahan (KPR) akan menjadi mayoritas dalam pembiayaan ritel. Tahun ini, pembiayaan perumahan akan tumbuh 12% atau mencapai sekitar Rp 10,52 triliun per akhir tahun 2017 dari posisi senilai Rp 9,4 triliun di akhir tahun 2016.
Anak usaha Bank Mandiri ini mengincar pembiayaan rumah pada segmen kelas menengah dengan ticket size antara Rp 300 juta sampai Rp 500 juta. Niken mengatakan, prospek pasar pembiayaan rumah kelas menengah masih besar karena banyak masyarakat kelas menengah yang masih membutuhkan tempat tinggal.
Kemudian, pembiayaan mikro ditargetkan dapat tumbuh 15% atau mencapai sekitar Rp 5,04 triliun di tahun 2017 dari realisasi pembiayaan mikro senilai Rp 4,2 triliun di tahun 2016. Niken menambahkan, pasar pembiayaan mikro memiliki pasar yang besar meskipun ada program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 9%.
Lini bisnis ritel lain yang bakal dipacu yakni bisnis pembiayaan emas. Pertumbuhan gadai emas dan cicilan emas ditargetkan tumbuh 25% atau mencapai Rp 2,63 triliun di akhir tahun ini ketimbang Rp 2,10 triliun di akhir 2016. Adapun, BSM mencatat pertumbuhan 24% di tahun lalu pada segmen pembiayaan ini.
Untuk mencapai target gadai dan cicil emas tahun ini, BSM melakukan beberapa aktivitas. Misalnya berbagai program pemasaran dan perluasan jalur pemasaran.
Bisnis gadai emas dan cicilan emas ini menguntungkan BSM dalam bentuk pendapatan komisi (fee based income) dengan perolehan Rp 226 miliar di tahun lalu. Tahun ini, target komisi dari bisnis pembiayaan emas mencapai Rp 300 miliar.
Niken menambahkan, pihaknya juga ingin menikmati kue pembiayaan ke pensiunan. Pasalnya, jumlah pensiunan terus bertambah sekitar 2 juta per tahun.
Tahap awal, BSM mengincar pensiunan dari segmen pegawai negeri sipil (PNS). Jika ada ruang, BSM akan membidik pensiunan dari kelas swasta dan lainnya.
BSM mengincar pembiayaan pensiunan tumbuh 75%-90% atau mencapai sekitar Rp 2,45 triliun sampai Rp 2,66 triliun di tahun ini dari posisi Rp 1,4 triliun di akhir 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News