kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BSM bidik pembiayaan ritel tumbuh 15%


Rabu, 22 Februari 2017 / 17:36 WIB
BSM bidik pembiayaan ritel tumbuh 15%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) ingin menjadi pemain besar pembiayaan di segmen ritel pada 2020 mendatang. Untuk itu, BSM berupaya memperbesar aliran pembiayaan ke segmen ini.

Senior Executive Vice President Retail Banking BSM Niken Andonowarih mengatakan, pihaknya mengincar pembiayaan ritel tumbuh double digit pada tahun 2017.

“Kami menargetkan pembiayaan ritel tumbuh 15% tahun ini,” kata Niken, Rabu (22/2). Dengan asumsi target pembiayaan tersebut, maka pembiayaan ritel BSM mencapai sekitar Rp 34,96 triliun pada akhir 2017 dari perhitungan realisasi pembiayaan ritel tahun lalu senilai Rp 30,4 triliun.

Niken bilang, segmen pembiayaan perumahan akan menjadi mayoritas dalam pembiayaan ritel. Tahun ini, pembiayaan perumahan akan tumbuh 12% atau mencapai sekitar Rp 10,52 triliun per akhir 2017 dibandingkan pembiayaan rumah akhir 2016 senilai Rp 9,4 triliun.

Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk ini mengincar pembiayaan rumah pada segmen kelas menengah dengan ticket size antara Rp 300 juta sampai Rp 500 juta. Lanjutnya, pasar pembiayaan rumah kelas menengah masih besar, karena banyak masyarakat kelas menengah yang masih membutuhkan tempat tinggal.

Kemudian, pembiayaan mikro dapat tumbuh 15% atau mencapai sekitar Rp 5,04 triliun di tahun 2017 dari realisasi pembiayaan mikro senilai Rp 4,2 triliun di tahun 2016. Niken menambahkan, pasar pembiayaan mikro memiliki pasar yang besar meskipun ada program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 9%.

Serta pertumbuhan gadai emas dan cicilan emas diperkirakan tumbuh 25% atau mencapai 2,63 triliun di akhir 2017 dibandingkan realisasi gadai emas dan cicilan emas senilai Rp 2,10 triliun di akhir 2016. Adapun, BSM mencatat pertumbuhan 24% di tahun lalu pada segmen pembiayaan ini.

Untuk mencapai target gadai dan cicil emas 2017, BSM melakukan beberapa aktivitas di antaranya berbagai program marketing, dan perluasan channel pemasaran. Bisnis gadai emas dan cicilan emas ini menguntungkan BSM melalui fee based income dengan perolehan Rp 226 miliar di tahun lalu, dan target Rp 300 miliar di tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×