Reporter: Roy Franedya | Editor: Johana K.
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri berencana untuk memperbesar bisnis remittance dan bisnis gadai syariah. Alasannya, kedua bisnis ini prospektif.
Direktur UMKM dan Pengembangan Bisnis BSM Hanawijaya mengatakan, kedua bisnis ini bisa mendatangkan fee based income bagi BSM. "Tahun lalu, fee based income kami sebesar Rp 347 miliar, semoga tahun ini bisa tumbuh 25%," ujarnya.
Untuk bisnis remittance, BSM membidik para TKI yang berada di luar negeri. Hingga kuartal I 2010, transaksi remittance setiap bulannya sudah mencapai Rp 50 miliar. Transaksi ini berasal dari 22.000 TKI. "Tahun ini, BSM menargetkan kenaikan transaksi menjadi Rp 100 miliar per bulannya," terangnya.
BSM mengembangkan bisnis remittance ini BSM telah menggandeng Merchant Trade dan PT Pos Indonesia. "Saat ini, TKI dari Malaysia Singapura dan Brunei Darussalam. Kami baru buka di Timur Tengah, Qatar menyusul," tambah Hana.
Untuk bisnis gadai emas. Hingga akhir tahun ini, target omset BSM sebesar Rp 500 miliar. Hingga kuartal I, ini omset BSM dari bisnis ini sudah mencapai Rp 134 miliar. "Tahun lalu, fee based income dari transaksi ini mencapai Rp 1 miliar, Hingga kuartal pertama ini sudah mencapai Rp 1,9 miliar," jelasnya.
Catatan saja, tahun ini BSM menargetkan pertumbuhan secara umum sebesar 25%. Tahun lalu, BSM berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 16,06 triliun atau naik 20,93% dibandingkan 2008 Rp 13,28 triliun. Komposisinya, UMKM 60,95% dan Korporasi 39,1%. BSM berniat untuk mempertahan tersebut.
Direktur Non UMKM dan Korporasi BSM Amran Nasution mengatakan, hingga kuartal tiga tahun ini ada enam kredit sindikasi yang akan digarap BSM. Namun Ia belum bersedia mengungkap identitas ke-6 korporasi teresebut.
"Yang pasti fokus kita tahun ini ke sektor minyak bumi, gas dan pertambangan batubara dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 1,84 triliun. Kita menyalurkan pembiayaan sektor ini non performing finance (NPF) rendah. yang terdekat kita akan menyalurkan kredit sindikasi ke PT Apexindo sebesar Rp 240 miliar," ujarnya.
Tahun ini, BSM akan menaikkan komposisi dana murah dalam DPK-nya menjadi 65%. Tahun lalu, BSM berhail mengumpulkan DPK sebesar Rp 19,34 triliun. Komposisinya 61,6% dana murah dan 38,4% dana mahal.
Tahun ini, BSM menargetkan untuk menambah jaringan sebanyak 153 outlet. Per Desember 2009, BSM telah memiliki 390 outlet. Per akhir Maret, BSM sudah memiliki 398 outlet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News