Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (BTN) terus melakukan penjualan aset bermasalah pada tahun 2024, baik pada segmen kredit konsumer maupun segmen komersial.
"Penjualan maupun pelunasan aset bermasalah termasuk kredit yang telah dilakukan hapus buku sampai dengan semester I 2024 sudah lebih dari Rp 370 miliar," kata Direktur Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Penjualan aset bermasalah tersebut dilakukan melalui beberapa skema, baik itu melalui lelang hak tanggungan maupun skema penjualan lainnya. Bank BTN juga terus melakukan upaya penjualan, baik melalui portal Rumah Murah BTN agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses agunan yang siap dijual.
Baca Juga: Jual Aset Bermasalah Agar Beban Perbankan Lebih Ringan Kemudian
"Sehingga diharapkan penjualan aset bermasalah dapat lebih banyak. Di samping penjualan secara retail, BTN juga berencana melakukan bulk sales di tahun 2024," ucap Elisabeth.
Di samping itu, Bank BTN juga tetap fokus untuk recovery terhadap kredit yang telah dilakukan hapus buku. Recovery sampai dengan Mei 2024 terhadap kredit yang telah dilakukan hapus buku sudah lebih tinggi 42% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Tren peningkatan penerimaan kredit yang telah dilakukan hapus buku ini akan dipertahankan sampai dengan akhir tahun 2024.
Bank BTN pada tahun 2024 menargetkan rasio NPL gross dapat di bawah 3%. Perbaikan bisnis proses penagihan maupun penjualan bulk sales menjadi beberapa inisiatif strategis tahun 2024 untuk menurunkan rasio NPL. Di samping tetap menjalankan beberapa aktivitas penjualan melalui lelang, investor gathering maupun skema penjualan lainnya.
Baca Juga: Simak Strategi Perbankan Atasi Rekening Pasif
Adapun pada kuartal I-2024 tercatat pendapatan recovery BTN mencapai sebesar Rp 98 miliar, naik 6,9% YoY dari periode sama tahun lalu Rp 92 miliar.
Sejalan dengan itu, rasio NPL BTN membaik secara tahunan dari sebelumnya 3,5% menjadi 3% per Maret 2024, dengan rasio LAR yang membaik, dari 24,2% pada Kuartal I-2023, menjadi 21,6% pada kuartal I 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News