kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.932   -5,00   -0,06%
  • KOMPAS100 1.109   -1,53   -0,14%
  • LQ45 803   -5,68   -0,70%
  • ISSI 273   1,30   0,48%
  • IDX30 417   -2,60   -0,62%
  • IDXHIDIV20 485   -1,44   -0,30%
  • IDX80 122   -0,79   -0,64%
  • IDXV30 132   -0,66   -0,50%
  • IDXQ30 135   -0,43   -0,32%

BTN Paling Diuntungkan dari Penempatan Dana Pemerintah, Sahamnya Ikut Meroket


Selasa, 16 September 2025 / 10:22 WIB
BTN Paling Diuntungkan dari Penempatan Dana Pemerintah, Sahamnya Ikut Meroket
ILUSTRASI. Ketika pemerintah menyalurkan dana Rp 200 triliun ke bank pelat merah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi yang paling diuntungkan. KONTAN/Muradi/2017/10/23


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika pemerintah menyalurkan dana Rp 200 triliun ke bank pelat merah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi yang paling diuntungkan. Pasalnya, likuiditas dari bank tersebut memang terbilang paling ketat dibandingkan bank milik Danantara lainnya.

Per Juni 2025, likuiditas BTN yang tergambar dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 92,36%. Kendati begitu, ada perbaikan dari periode sama tahun sebelumnya di level 96,36%.

Adapun, BTN kebagian jatah dari guyuran dana tersebut mencapai Rp 25 triliun. Nah, masuknya dana murah ini berpotensi menekan biaya dana (CoF) BTN yang selama ini berada di atas 4% dan secara bersamaan bisa mengerek naik margin bunga bersih (NIM).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Naura Reyhan Muchlis dan Victor Stefano dalam riset terbarunya Senin (15/9) menyebutkan bahwa masuknya dana tersebut berpotensi memangkas CoF perbankan sekitar 1-13 basis poin (bps).

Mereka menilai pemangkasan terbesar CoF akan dinikmati oleh BTN, karena rasio dana pemerintah yang ditempatkan di BTN setara dengan 6,2% dari dana pihak ketiga  dan bisa mengerek turun CoF yang selama ini berada di atas 4%.

Baca Juga: BTN Targetkan Rasio BOPO Tetap Terjaga di Bawah 90%

Berdasarkan analisis mereka, jika bank tidak diwajibkan mengejar pertumbuhan kredit, mereka berpotensi menurunkan biaya dana sebesar 1–13 bps, dengan BTN sebagai penerima manfaat terbesar mengingat porsi dana pemerintah terhadap suku bunga deposito berjangka lebih besar. 

Sebaliknya, jika bank menggunakan dana tersebut untuk menggantikan deposito berjangka berbunga tinggi, misalnya 6,5%, biaya dana bisa turun 8–16 bps dengan BNI dan BTN yang paling diuntungkan

“Alasannya porsi dana pemerintah terhadap total simpanan lebih besar,” tulis dalam riset tersebut.

Sependapat, analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra dalam riset harian yang dirilis kemarin menyebutkan bahwa BTN dan BNI menjadi penerima manfaat terbesar dari penempatan dana tersebut, diikuti oleh BRI, BSI, dan kemudian Bank Mandiri. 

“Program injeksi likuiditas ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan kredit industri dan menekan biaya dana,” tulis riset tersebut. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan telah menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 276/2025 yang mengatur penempatan dana negara di bank umum dalam bentuk On Call Deposits. Dana ini akan ditempatkan di BRI senilai Rp55 triliun, Bank Mandiri mencapai Rp55 triliun, BNI sebanyak Rp55 triliun, BTN senilai Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia mencapai Rp10 triliun.

Saham BTN Meroket

Sejalan dengan adanya kebijakan tersebut, saham-saham bank pelat merah kompak catatkan penguatan harga dalam lima hari transaksi terakhir. Saham BTN tercatat sebagai saham dengan kenaikan harga paling pesat dalam lima hari terakhir mencapai 20,35%. 

Saham yang fokus pembiayaan perumahan ini telah melesat dari level Rp 1.155 pada 8 September menjadi Rp 1.390 pada 15 September atau dalam lima hari transaksi.

 

Kenaikan harga tersebut jauh melampaui kenaikan harga saham bank lainnya, seperti BRI hanya naik 6,15% menjadi Rp 4.140, BNI menguat 5,50% menjadi Rp 4.410, BCA naik 4,22% menjadi Rp 8.025, BSI naik sebanyak 3,88% menjadi Rp 2.680, dan Bank Mandiri dengan kenaikan paling rendah hanya 0,89% menjadi Rp 4.530.

Terkait prospek harga saham BTN,  Samuel Sekuritas dalam riset terakhirnya telah merevisi naik rekomendasi saham BTN menjadi buy dengan target harga baru Rp 1.600.

Target harga ini merefleksikan perbaikan margin bunga bersih (NIM) serta langkah manajemen menaikkan target pertumbuhan kredit tahun ini. Sentimen positif juga ditopang oleh kinerja keuangan BBTN yang solid hingga semester I-2025.

Target harga ini mencerminkan  valuasi PBV 2025F sebesar 0,48x. Target harga ini juga mempertimbangkan kenaikan target pertumbuhan kredit 2025 ke 7–9% dari sebelumnya 7–8% yang didukung program FLPP dan KUR Perumahan. Sementara itu, target pertumbuhan DPK juga dinaikkan menjadi 8–10%.

Selanjutnya: Promo Sushi Madness Genki Sushi September 2025, 19 Pilihan Menu Serba Rp 17.000

Menarik Dibaca: Promo Sushi Madness Genki Sushi September 2025, 19 Pilihan Menu Serba Rp 17.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×