kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BTN sambut baik rencana penurunan bunga KPR FLPP


Selasa, 20 Januari 2015 / 18:04 WIB
BTN sambut baik rencana penurunan bunga KPR FLPP
ILUSTRASI. Cara Ganti PIN DANA yang Lupa saat Login dan Bantuan Customer Service. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah berencana menurunkan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dari semula 7,25% menjadi 5%.

Dengan demikian, suku bunga cicilan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa berkurang hingga Rp 200.000 per bulan dengan asumsi penghasilan per bulan Rp 4 juta untuk masa tenor maksimal 20 tahun. 

PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk sebagai salah satu bank penyalur program FLPP menyambut baik hal ini. Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, dengan adanya penurunan suku bunga kredit bagi rumah murah ini, maka market size FLPP bisa lebih luas lagi. 

"Ini sangat bagus dan sangat menarik," kata Maryono, Selasa (20/1).

Menurut Maryono, bank akan menghitung ulang bunga kredit yang dikenakan kepada masyarakat penerima FLPP. Menurutnya, penurunan bunga kredit sampai dengan 225 basis poin pada FLPP masih memungkinkan bagi perbankan. Hal ini lantaran sebesar 75% dana FLPP merupakan alokasi anggaran dari pemerintah. 

Maryono menuturkan, penurunan suku bunga kredit pada program FLPP akan mampu mendongkrak target pertumbuhan penyaluran kredit rumah murah ini. Bank dengan kode saham BBTN ini menargetkan kredit perumahan atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan mampu tumbuh 18%-19% tahun ini. Angka itu belum termasuk pertumbuhan kredit KPR dengan program satu juta rumah murah dari pemerintah. 

Jika pelaksanaan program satu juta unit rumah murah arahan pemerintah cepat terealisasi, maka penyaluran kredit sektor perumahan akan mampu tumbuh lebih tinggi lagi. Dengan adanya penurunan suku bunga pada program FLPP ini, tentu akan banyak konsumen yang ingin masuk dalam program KPR FLPP.

Karena itu, BTN terus menanti realisasi dari wacana pembangunan satu juta unit rumah murah dari Pemerintah dengan skema FLPP. Jika program itu secepatnya dapat terealisasi maka akan mampu menggeliatkan pasar KPR yang selama satu tahun terakhir tengah dilanda kelesuan. 

"Pastinya kami siap melaksanakan program pemerintah membangun satu juta unit rumah murah dan pembangunannya akan kami utamakan," ujarnya. 

Seperti diketahui, pemerintah kemungkinan akan menurunkan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan skema FLPP. Sebab, dengan suku bunga kredit sebesar 7,25%, setiap bulan masyarakat setidaknya dibebankan cicilan rumah sebesar Rp 800.000.

Hal ini dianggap memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang berpenghasilan Rp 4 juta. Dengan penurunan suku bunga kredit KPR program FLPP menjadi sebesar 5%, itu berarti, cicilan rumah yang dibayarkan oleh MBR setiap bulannya bisa sebesar Rp 600.000-Rp 700.000. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×