Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menetapkan penggunaan laba bersih sebesar Rp 2,61 triliun untuk dibagikan dividen sebesar 20%. Adapun dividen yang dibagikan mencapai Rp 523,78 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 370,18 miliar.
"Kami mengusulkan pay out ratio 20% ke pemegang saham karena target pertumbuhan kredit kami cukup tinggi 21% sampai 23%, tentu perlu permodalan yang cukup," kata Direktur Keuangan BTN, Iman Nugroho Soeko dalam konferensi pers di kantor pusat BTN, Jumat (17/3).
Iman menambahkan, lewat pembagian dividen ini diperkirakan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BTN akan menurun 0,6% dari 20,3% menjadi 19,7%. Meski begitu, rasio tersebut masih berada di atas target CAR BRN hingga akhir tahun 2017 sebesar 17,5%.
Sementara, 80% dari laba bersih atau sebesar Rp 2,09 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan. "Jika dilihat dari rasio, memang paling rendah dari seluruh bank BUMN, ini karena pemerintah memperhatikan penyaluran KPR serta program satu juta rumah," tutur Direktur Utama BTN, Maryono.
Sebagai informasi saja, BTN mencatatkan pertumbuhan laba paling tinggi dari seluruh bank pelat merah atau meningkat 41,49% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 1,85 triliun tahun 2015 lalu. Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit Bank BTN tercatat naik sebesar 18,34% yoy dari Rp 138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 164,44 triliun per akhir Desember 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News