Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mendorong adanya penyesuaian harga rumah subsidi agar kualitas hunian tetap terjaga. Bank spesialis pembiayaan perumahan ini menilai bahwa harga jual rumah subsidi yang tidak kunjung naik dalam beberapa tahun terakhir berpotensi menekan pengembang dan berdampak pada mutu bangunan.
Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan, kualitas hunian sudah saatnya memang menjadi perhatian untuk dalam mengusung program perumahan rakyat. Hal itu menurutnya penting agar program tersebut tak berunjung menciptakan hunian kumuh dalam jangka panjang.
Dia bilang, dengan harga rumah sekitar Rp 250 juta saat ini, pengembang hanya mampu membangun rumah dengan kualitas standar. Padahal, kualitas seharusnya menjadi prioritas utama.
“Meski pendapatan yang layak untuk penerima KPR skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sudah direvisi. Tapi, harga rumah subsidi masih belum mengalami kenaikan. Ini yang sedang kita dorong. Isu kualitas rumah jpenting karena menyangkut kualitas hidup” kata Nixon, Jumat (19/9).
Baca Juga: BTN Optimistis Dana Negara Rp 25 Triliun Habis Terserap Tahun Ini
Menurutnya, masalah keterjangkauan masyarakat setelah harga rumah dinaikkan tetapi bisa diatasi dengan cara memperpanjang tenor KPR. Dengan begitu, kemampuan mengansur para debitur rumha subsidi tetap bisa dijaga.
Berdasarkan penetapan tahun 2025, harganya rumah subsidi bervariasi untuk setiap zona, misalnya Jawa (kecuali Jabodetabek) dan Sumatera Rp166 juta, Sulawesi Rp173 juta, Kalimantan Rp 182 juta, Jabodetabek, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Rp185 juta, dan Papua serta Papua Barat Rp 240 juta.
Nixon menambahkan, BTN juga sudah berulangkali menyampaikan kepada Kementeria Perumahan dan Pemukiman (PKP) bahwa konsep rumah subsidi tanpa dapur sebaiknya ditinggalkan karena dapur adalah kebutuhan mendasar setiap rumah tangga.
Baca Juga: Soal Wacana KUR Perumahan Rp 130 Triliun, Begini Respons BTN
Selain itu, BTN juga mendorong agar rumah subsidi menggunakan dua dinding pembatas, bukan hanya satu. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan kenyamanan, terutama bagi keluarga muda yang baru memiliki rumah. “Rumah subsidi tidak hanya sekadar terjangkau, tapi juga harus layak huni dan mendukung kualitas hidup penghuninya,” ujar Nixon.
Nixon menegaskan, tanpa adanya penyesuaian harga, pengembang kesulitan menjaga standar konstruksi dan spesifikasi material di tengah kenaikan biaya produksi. Jika harga rumah subsidi tidak mengikuti perkembangan biaya bahan bangunan dan upah, maka kualitas hunian berisiko turun.
BTN berharap pemerintah bersama pemangku kepentingan lain dapat mengevaluasi harga jual rumah subsidi secara berkala. Dengan begitu, keberlanjutan program perumahan rakyat tetap terjamin, sekaligus memastikan masyarakat menerima rumah yang layak huni, sehat, dan aman.
Selanjutnya: Cek Jadwal KRL Solo Jogja pada Akhir Pekan 20-21 September 2025
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Hari Ini, Sabtu 20 September 2025, Ada Peluang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News