kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Buana Finance rilis MTN senilai Rp 150 miliar


Selasa, 19 November 2013 / 13:52 WIB
Buana Finance rilis MTN senilai Rp 150 miliar
ILUSTRASI. Ilustrasi hewan ternak sapi yang akan dikurbankan (dok/Cuisine Fiend)


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Demi menggenjot kinerja, Buana Finance menyiapkan pendanaan dengan merilis medium term notes (MTN). Surat utang yang dirilis bernilai Rp 150 miliar dengan tenor 370 hari.

Buana menawarkan bunga 9,75% bagi investor yang ingin mengoleksi surat utang itu. Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat "idA-" yang berlaku sampai 1 Oktober 2014 untuk surat Buana Finance tersebut.

Dasar peringkat itu adalah mempertimbangkan permodalan Buana Finance yang kuat, bisnis sudah berlangsung lama dan catatan laporan keuangan yang baik. "Surat utang ini kami rilis untuk menambah pendanaan sekaligus melakukan diversifikasi selain dari pinjaman perbankan," ujar Antony Muljanto, Direktur Buana Finance, Senin (18/11). Saat ini, perusahaan sudah mendapat total pinjaman perbankan Rp 2,6 triliun, untuk melengkapi ekuitas sebesar Rp 1 triliun.

Perusahaan dengan kode saham BBLD ini memilih merilis MTN ketimbang memperkuat pendanaan via pinjaman perbankan. Argumennya, bunga yang harus dibayar lebih rendah dibandingkan pinjaman perbankan.

Antony menjelaskan, pinjaman perbankan saat ini bisa mencapai dua digit. Apalagi setelah kenaikan bunga acuan Bank Indonesia, perbankan berniat mengerek suku bunga kredit mereka. Sekadar mengingatkan, MTN merupakan program pendanaan yang digunakan oleh penerbit untuk membiayai kebutuhan dana jangka menegah.

Ketika BI kembali menaikkan bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,5% pekan lalu, Buana Finance memutuskan tidak mengerek bunga pembiayaan yang dikenakan pada konsumen. "Pasar tidak menyangka BI rate naik lagi. Kemampuan konsumenpun terbatas. Maka menaikkan bunga pembiayaan bisa menjadi bumerang," terang Antony.

Sampai kuartal ketiga 2013, Buana Finance telah mengemas pembiayaan baru sebesar Rp 2,2 triliun. Angka ini tumbuh 80% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tapi, meroketnya pembiayaan tidak ikut mendongkrak laba bersih. Buana Finance mencetak laba bersih sebesar Rp105,02 miliar atau menyusut 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 109,48 miliar.

Penurunan laba ini lantaran Buana Finance mencatat pertumbuhan beban lebih besar ketimbang pendapatan. Sampai sembilan bulan pertama tahun ini, Buana Finance mencatat beban sebesar Rp 328,23 miliar naik 13,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pendapatan tumbuh 7,4% year on year menjadi Rp 468,38 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×