Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kondisi ekonomi global yang kembali tak menentu, Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah untuk meningkatkan suku bunga acuan menjadi 6%. Langkah tersebut pun dinilai telah diantisipasi sektor perbankan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, tren suku bunga tinggi ini sejatinya sudah diprediksi sejak lama. Terlebih ketika krisis sudah terjadi beberapa tahun belakangan.
Oleh karenanya, ia bilang, tren suku bunga tinggi ini telah diantisipasi oleh semua sektor usaha. Terlebih, perbankan juga menilai ini bukan masalah baru.
"Jadi perbankan tidak langsung semena-mena menaikkan suku bunga tentu akan melihat kondisi dari masing-masing nasabah," ujarnya dalam BNI Investor Daily Summit, Selasa (24/10).
Baca Juga: Melongok Dampak Kenaikan Suku Bunga Terhadap NPL Perbankan
Ia berpandangan dengan seringnya sektor perbankan melewati berbagai krisis, telah membuat bank belajar dan siap menghadapinya.
Menurutnya, itu tercermin dari sisi permodalan perbankan Indonesia yang cukup tebal. Yakni, rasio permodalan (CAR) perbankan per Agustus 2023 sebesar 27,66%.
"Saya rasa kekuatan perbankan kita cukup tinggi untuk menghadapi situasi ekonomi global saat ini," ujar Royke.
Royke menambahkan, BNI sendiri tak terlalu memilih-milih sektor dalam menyalurkan kredit. Menurutnya, semua sektor memiliki kelebihannya masing-masing.
"Tinggal bagaimana kita memilih customer yang baik," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News