Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Perbankan Indonesia membutuhkan waktu panjang untuk menawarkan bunga kredit satu digit (single digit). Kepala Divisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto menyampaikan, biaya dana (cost of fund) turun secara bertahap karena jangka waktu yang berbeda-beda sehingga butuh waktu menurunkan bunga.
LPS mencatat biaya dana sudah turun 40 basis points (bps) selama tiga bulan sejak Januari 2016 ke Maret 2016. Bank kelompok BUKU 4 dan BUKU 3 mencatat penurunan biaya dana yang besar karena telah terpangkas batas atas (capping) suku bunga deposito di atas suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Tahap awal, bunga single digit akan berlaku untuk bunga kredit korporasi karena rata-rata tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) korporasi. Diikuti penurunan bunga kredit untuk konsumer dan terakhir pemangkasan bunga kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Bunga UMKM sulit turun karena risiko kredit yang tinggi,” katanya kepada KONTAN, Selasa (12/4).
Lanjutnya, risiko kredit memiliki ruang yang sempit untuk penurunan bunga karena fluktuasi ekonomi yang belum stabil. Apalagi bank harus menyetor dana besar untuk melakukan pencadangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News