kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bunga Naik, BI Masih Anggap Stabil


Senin, 07 Juni 2010 / 17:55 WIB
Bunga Naik, BI Masih Anggap Stabil


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Test Test

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa kondisi likuiditas di sistem keuangan dan perbankan sampai kini masih cukup longgar dan aman, tetapi fakta di lapangan menunjukkan kebalikannya. Situasi likuiditas di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) baik rupiah maupun valuta asing dalam satu bulan terakhir mulai mengalami sedikit kontraksi alias pengetatan.

Mengutip data Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia (PIPU), bunga overnight PUAB rupiah rentang waktu 7 Mei 2010 hingga 4 Juni 2010 naik 1,08%. Sedangkan tingkat bunga rata-rata keseluruhan (seluruh tenor) kenaikannya mencapai 1,33%.

Kondisi likuiditas valas lebih tinggi lagi kontraksinya. bunga PUAB valas tenor overnight naik sebesar 66,63%. Pada 7 Mei 2010 lalu, bunganya masih di level 0,12982%, namun pada 4 Juni 2010, tingkat bunganya sudah mencapai 0,21632%. Sedangkan bunga keseluruhan PUAB valas untuk berbagai tenor tercatat naik 73,56% yakni dari 0,14176% menjadi 0,24605%. Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah, pergerakan suku bunga PUAB ini masih stabil. "Masih stabil, sejalan dengan BI rate," katanya hari ini (7/6).

Kepala Tresuri Bank ANZ Panin Willing Bolung menjelaskan, kenaikan bunga PUAB baik untuk rupiah maupun valas masih merupakan imbas dari mengalir keluarnya dana asing di pasar keuangan baik dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pasar obligasi, sampai pasar saham. "Gejala ini sementara saja, imbas dari keluarnya asing dari SBI beberapa pekan ini," katanya, Senin (7/6).

Likuiditas valas misalnya, tingkat bunga sebulan lalu lebih rendah terdorong aliran dollar dari luar negeri di pasar finansial. Dus, ketersediaan dollar di pasar pun melimpah. Ketika kini asing angkat kaki, otomatis dollar di pasar pun jadi seret. "Hukum supply-demand saja, saat ketersediaan sedikit sedangkan demand masih besar maka harganya naik," imbuh Willing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×