Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menjarangkan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari seminggu sekali menjadi dua minggu sekali, dan nantinya menjadi sebulan sekali, mulai menggairahkan pasar uang antarbank (PUAB).
Transaksi PUAB yang sepi semenjak pecahnya krisis finansial tahun 2008 silam, kini mulai ramai. "Volume transaksi harian di pasar uang antarbank terus meningkat sejak kebijakan pemanjangan jatuh tempo SBI diberlakukan awal bulan lalu," ujar Deputi Direktur Pengelolaan Moneter BI Wiwiek Sisto Widayat, kepada KONTAN, Ahad (18/4).
Sebagai gambaran, di bulan Januari-Februari silam, nilai transaksi di PUAB hanya Rp 4 triliun hingga Rp 6 triliun per hari. Nah, sejak pemberlakuan kebijakan baru lelang SBI, nilai transaksi PUAB melejit di kisaran Rp 6 triliun hingga Rp 8,5 triliun per hari.
Meski PUAB belum optimal menurut penilaian BI, perkembangan ini cukup menggembirakan. "Volume transaksi sebelum krisis dulu sekitar Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun setiap hari. Saya kira nilai saat ini masih bisa ditingkatkan lagi," jelas Wiwiek.
Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri Thomas Arifin mencatat, aktivitas di PUAB naik terutama untuk transaksi overnight sampai dengan tujuh hari alias seminggu. Bunganya antara 6,05% hingga 6,2%. "Ini karena bank banyak yang melakukan gapping SBI dengan jangka waktu tersebut," paparnya.
Bank Mandiri saja mencatat kenaikan penempatan dana di PUAB. Dana Bank Mandiri di PUAB saat ini sudah sebanyak Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Ini meningkat dari posisi sebelumnya yang hanya sekitar Rp 1 triliun sampai Rp 2 triliun. "Tujuan BI untuk menggerakkan PUAB lagi tampaknya cukup berhasil," kata Thomas.
Salah satu tujuan BI mengubah profil jatuh tempo SBI memang untuk meningkatkan pendalaman pasar keuangan (financial deepening) dan mengoptimalkan efektivitas operasi moneter. Maklum, selama ini perbankan terlalu dimanjakan mengelola likuiditas dalam rentang pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News