kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bunga PUAB naik, likuiditas masih aman


Rabu, 23 Februari 2011 / 09:00 WIB
Bunga PUAB naik, likuiditas masih aman
ILUSTRASI. Mandiri online merupakan integrasi dari dua channel pembayaran, Mandiri Internet dan Mandiri Mobile, menawarkan layanan perbankan berbasis TI yang memudahkan nasabah memperoleh informasi tentang seluruh produk perbankan sekaligus melakukan transaksi keuan


Reporter: Ahmad Febrian, Ruisa Khoiriyah, Roy Franedya | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Di lelang terakhir Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 9 Februari 2011, Bank Indonesia menghentikan penerbitan SBI bertenor di bawah sembilan bulan. Dua pekan bank sentral membatasi penyediaan instrumen moneter jangka pendek, sejauh ini likuiditas masih normal.

Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah menuturkan, hasil operasi moneter di pekan kedua Februari ini masih menunjukkan net ekspansi senilai Rp 5 triliun. Artinya likuiditas masih cukup longgar. "Ekspansi ini terutama banyaknya uang kartal yang masuk ke perbankan," katanya, Selasa (22/2).

Para bankir juga mengaku situasi likuiditas di pasar masih mencukupi. "Meski, konsentrasi likuiditas masih ada di bank-bank tertentu," ungkap Wiling Bolung, Kepala Tresuri Bank ANZ Panin.

Kondisi pasar likuiditas yang masih tersegmentasi ini semakin memberatkan bank-bank yang kini didesak lebih cermat mengelola likuiditas harian. Terlebih, instrumen bertenor pendek yang tersedia di pasar saat ini semakin terbatas. BI menggiring bank masuk ke instrumen Term Deposit yang kurang likuid karena tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. "Bank-bank mulai adjustment likuiditas, mengantisipasi penerapan aturan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) valas," jelas Wiling.

Kondisi seperti ini menghembuskan isu adanya bank yang kalah kliring dalam jumlah cukup besar awal pekan ini. Bank yang kalah kliring tersebut kesulitan mencari dana di pasar untuk menambal bolong kebutuhan likuiditasnya. "Di Senin (21/2), sempat ada bank yang sulit mencari dana, hingga jam lima sore ia belum dapat. Untunglah, esoknya (Selasa 22/2) sudah tak begitu ketat," kata sebuah sumber di perbankan.

Wiling mengaku tidak mendengar kabar tersebut. BI juga membantah. "Tidak ada, itu kabar kosong," tegas Kepala Sistem Pembayaran dan Akuntansi BI Aribowo.

Bunga PUAB naik

Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono menegaskan, saat ini ketatnya likuiditas perbankan masih dalam batas normal. BI sudah memperhitungkan dampak dari pembatasan instrumen-instrumen bertenor pendek, juga kesiapan bank mematuhi aturan kenaikan GWM.

Tapi, bagaimana dengan merambat naiknya bunga di pasar uang antarbank (PUAB)? Bunga PUAB menjadi salah satu indikasi kondisi likuiditas. Data dari Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) BI mencatat, bunga PUAB terus naik.

Desember 2010 lalu, rata-rata bunga PUAB di 5,6%-5,8%. Pertengahan Januari 2011, angkanya merambat mendekati 6%. Nah, per Februari ini, bunga PUAB sudah menapak di angka 6%-6,2%. "Naiknya bunga PUAB merupakan respons pasar terhadap ekspektasi inflasi dan BI rate ke depan, bukan karena keketatan likuiditas," kata Difi.

Hartadi menambahkan, BI rate merupakan benchmark bagi PUAB. Ketika suku bunga pasar uang antarbank masih di bawah BI rate, hal tersebut menunjukkan likuiditas masih longgar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×