Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) Indonesia rupanya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan sejumlah negara Asia lainnya. Sebut saja Malaysia, Singapura dan Thailand. Meski begitu, cadev Indonesia masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan cadev Filipina.
Juru Bicara Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah, mengatakan, dari catatan Bank Indonesia (BI) posisi cadev pada akhir semester satu tahun 2011 ini, Indonesia berada pada urutan ke empat dengan nilai cadev mencapai US$ 119 miliar. Tiga negara di atas Indonesia adalah Singapura senilai US$ 242 miliar, Thailand senilai US$ 176 miliar, dan Malaysia senilai US$ 128 miliar. Sedangkan Filipina berada tepat di bawah Indonesia dengan cadev sebesar US$ 69 miliar.
"Tingginya cadangan devisa di Singapura karena negara tersebut mengandalkan pasar keuangan. Selain itu, peringkat negara tersebut ada pada level AAA," kata Difi, Selasa (19/7).
Namun, BI optimis Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik kedepan karena pada krisis tahun 2008 cadev Indonesia menyentuh US$ 50 miliar. Kemudian, berjalan 2,5 tahun, cadev naik menjadi US$ 116 miliar dan pada pertengahan Juli ini telah mencapai US$ 120 miliar.
Adapun, peringkat Indonesia tetap berada pada level empat jika dibandingkan keempat negara Asia Tenggara tersebut. Merujuk data yang sama, peringkat negara-negara berdasarkan tingkatnya adalah: Singapura berperingkat AAA, Malaysia berperingkat A-, Thailand berperingkat BBB+, Indonesia berperingkat BB+, dan Filipina berperingkat BB.
Selain itu, bank sentral juga mengakui kondisi inflasi di tanah air lebih tinggi yakni sebesar 5,54% secara year on year (yoy) pada Juni 2011 dibandingkan empat negara lainnya, meskipun masih di bawah target inflasi Indonesia 5% plus minus 1%. Sebagai perbandingan, tingkat inflasi Singapura 4,5% yoy, Malaysia 3,3% yoy, Filipina 4,6% yoy, dan Thailand 2,55% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News