CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Chandra Sakti akan rambah kredit mobil


Selasa, 07 Oktober 2014 / 08:45 WIB
Chandra Sakti akan rambah kredit mobil
ILUSTRASI. Berikut Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Idul Fitri periode 20-23 April 2023/Kontan.Andy.Dwijayanto


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Industri pembiayaan alat berat masih suram. Pada tahun depan, penyaluran kredit untuk alat berat diperkirakan masih seret. Makanya, PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) berencana untuk memperluas bisnis pembiayaan roda empat. 

Suwandi Wiratno, Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing bilang, sampai tutup tahun ini, penyaluran pembiayaan alat berat bakal anjlok antara 15% hingga 20% dibandingkan tahun lalu. Jika tahun lalu, jumlah alat berat yang dibiayai sekitar 15.000 unit. Di tahun ini, paling banter jumlah pembiayaan alat berat hanya 12.750 unit. 

Di tahun depan, penyaluran kredit alat berat diperkirakan turun 10%. Supaya bisnisnya tidak terperosok jauh, Chandra Sakti akan menggarap pembiayaan mobil dengan serius. "Ini bagian dari upaya diversifikasi," ujar Suwandi.

Sepanjang tahun ini, Chandra Sakti memproyeksikan penyaluran kredit hanya Rp 1,8 triliun atau lebih rendah dari target awal yakni Rp 2 triliun. Dalam delapan bulan pertama tahun ini, Chandra Sakti sudah mengucurkan kredit alat berat sekitar Rp 1,3 triliun. 

Menurut Suwandi, lesunya bisnis pembiayaan alat berat disebabkan oleh merosotnya harga komoditas. Sehingga beberapa industri, seperti pertambangan dan perkebunan menahan ekspansi pembelian alat berat baru. 

Sementara di sektor konstruksi, alat berat sulit tumbuh. Biasanya, menjelang kuartal empat, permintaan alat berat cukup banyak di sektor konstruksi. Tahun ini, permintaan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. 

Suwandi memprediksi, penyaluran kredit tahun ini Rp 1,8 triliun atau lebih rendah dari target awal yang sebesar Rp 2 triliun. Sementara sampai Agustus lalu, realisasi pembiayaan Chandra Sakti mencapai Rp 1,3 triliun.

Berdasarkan data Bank Indonesia, sampai Juli, outstanding sewa guna usaha yang mayoritas alat berat terus menyusut. Pada awal tahun ini, outstanding sewa guna usaha mencapai Rp 118,5 triliun. Sementara memasuki akhir bulan ketujuh, total outstanding sewa guna usaha hanya Rp 114 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat angka non performing finance (NPF) kredit alat berat mencapai 2,6% di bulan Juli dan lebih tinggi dari NPL rata-rata yakni 1,4%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×