Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Penasihat Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) yang juga mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri mengatakan perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses kanal digital menjadi kesempatan industri fintech lending mendorong melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Hal ini didukung adanya keunggulan komparatif yang dimiliki industri berbasis teknologi. Hal ini dapat mendorong inklusi keuangan sekaligus turut mendukung stimulus ekonomi melalui program PEN.
Baca Juga: Fintech lending tertarik ikut menyalurkan kredit PEN
"Dengan demikian fintech lending turut menjadi daya ungkit untuk memulihkan ekonomi di saat krisis akibat pandemi Covid-19,” kata Chatib dalam diskusi secara virtual, Kamis (3/9).
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung langkah kebijakan ekonomi pemerintah di tengah pandemi melalui pelaksanaan program-program yang dapat menyelamatkan dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
“Program PEN sudah sangat baik dan strategis, namun harus dikembangkan cara untuk merealisasikan penyerapan anggarannya. Proses penyerapan anggaran perlu dipercepat dan menyeluruh agar kontraksi ekonomi yang terjadi tidak semakin dalam dan tidak costly,” katanya.
Terlebih, kata dia, fintech lending punya terobosan karena menggunakan analisa digital, yang menjadi pintu masuk bagi pelaku UMKM mengakses permodalan
Kadin Indonesia mencatat, hingga pertengahan Agustus realisasi anggaran program PEN baru mencapai Rp 174,79 triliun, atau 25,1% dari keseluruhan pagu anggaran yang sebesar Rp 695,2 triliun.
Baca Juga: Fintech lending sudah salurkan pinjaman Rp 116,97 triliun hingga Juli 2020
Hanya program perlindungan sosial yang realisasinya hingga 19 Agustus 2020 telah mencapai Rp 93,18 triliun. Angka tersebut setara dengan 49,7% dari pagu yang sebesar Rp 203,91 triliun.
Penyerapan pada lima sektor lainnya masih rendah, bahkan, di sektor pembiayaan korporasi progres penyerapan anggaran untuk pembiayaan korporasi masih 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News