Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Guna menjaring nasabah, perusahaan asuransi PT Asuransi Cigna (Cigna Indonesia) masih mengandalkan jalur distribusi (channel distribution) telemarketing. Jalur telemarketing memberikan kontribusi sekitar 80% dari total premi. Sedangkan sisanya berasal dari jalur distribusi digital, mobile insurance, serta face to face.
Sebenarnya, Cigna memanfaatkan telemarketing di hampir semua jalur distribusinya. Untuk jalur digital, Cigna Indonesia bekerja sama dengan beberapa website. Setelah para calon konsumen mendaftarkan diri melalui website tersebut, tim telemarketing perusahaan akan mengontak para calon pelanggan tersebut.
"Kalau face to face, awalnya konsumen ditelepon sama telemarketing. Kalau mereka lebih suka ketemu langsung, baru kami kirim tenaga face to face," ujar Tim Shields, CEO & President Director Cigna Indonesia, Senin (9/3).
Sehingga, jalur telemarketing berperan cukup banyak dalam bisnis asuransi Cigna Indonesia. Dalam waktu mendatang, lanjutnya, perusahaan tetap akan mengandalkan telemarketing tersebut.
Di tahun Kambing Kayu ini, Tim mengaku perusahaan menargetkan jumlah tenaga face to face mereka bertambah hingga 200 orang lagi. Saat ini, tim face to face Cigna Indonesia berjumlah sekitar 100 orang.
Perusahaan asuransi patungan yang berbasis di New York, Amerika Serikat ini mengincar pertumbuhan bisnis sebesar 25% hingga akhir tahun nanti. Target ini lebih agresif ketimbang pertumbuhan tahun lalu yang berkisar 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News