Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) membidik pembiayaan hingga Rp 4 triliun sepanjang 2019. Nilai ini tumbuh sekitar 81,82% secara tahunan atau year on year (yoy). Tahun lalu anak perusahaan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA, anggota indeks Kompas100) ini mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp 2,2 triliun.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman bilang walaupun penjualan kendaraan bermotor roda empat tengah mengalami penurunan pada kuartal pertama 2019, Ia optimis dapat mengejar pembiayaan ini. Lantaran pihaknya akan memperluas kerja sama penjualan produk atau channeling dengan Bank CIMB Niaga. Selain itu, CNAF juga akan menggarap digitalisasi dalam pelayanan.
Ia menyebut lewat digitalisasi pembiayaan bisa tumbuh lebih cepat. Selain itu, langkah ini juga seiring dengan membidik pembiayaan kendaraan roda empat kepada kaum milenial. Lantaran bila mampu menggarap segmen milenial maka ada kemungkinan akan ada pengulangan pinjaman.
"CIMB Niaga sebagai induk perusahaan memiliki 8 juta nasabah, dengan sinergi ini kita lihat banyak kesempatan CNAF di kemudian hari. Strategi yang berbeda adalah sinergi dengan induk perusahaan dan hal ini belum pernah kita lakukan selama 37 tahun. Saat ini total nasabah dari Bank CIMB Niaga hanya 20%," ujar Ristiawan beberapa hari lalu.
Ia melanjutkan selain membidik nasabah Bank CIMB Niaga, CNAF masih akan fokus pada pembiayaan penumpang atau passanger. Kendati demikian, CNAF akan menjaga komposisi pembiayaan ke kendaraan bermotor komersil sebesar 20%. Hal ini sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan yang mengharuskan pembiayaan ke sektor produktif.
Ristiawan mengaku pasar kendaraan penumpang saat ini tengah bagus. Namun CNAF tidak fokus pada segmen ini karena belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk menggarap segmen ini. Namun Ia menekankan tidak menutup kemungkinan ke depannya, perusahaan akan menggarap segmen ini lebih serius.
Selain membidik pembiayaan, CNAF juga akan menekan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF). Ristiawan mengharapkan dengan strategi di atas NPF menyentuh level sekitar 1%. Adapun NPF CNAF per akhir 2018 di posisi 2,38%.
Ristiawan menyebut sepanjang 2019 ini total kebutuhan dana sebesar Rp 3,5 triliun. Guna memenuhi pendanaan ini, CNAF menyasar dana dari kredit perbankan dan pembiayaan patungan. Namun porsi pendaan paling besar masih dari induk perusahaan.
Lewat kinerja ini, Ristiawan yakin CNAF bias mempertahankan nilai perolehan laba perusahaan di 2019 seperti tahun lalu. Adapun laba bersih CNAF per 31 Desember 2018 tercatat naik 77% year on year (yoy) menjadi Rp 173,2 miliar dibandingkan dengan Rp 98 miliar pada posisi yang sama tahun 2017.
Selain itu, Ristiawan menyatakan lewat strategi ini aset perusahaan bisa tumbuh 7% hingga 10%. Sedangkan pada tahun 2018 lalu, CNAF berhasil mengumpulkan total aset sebesar Rp2,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News