kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CIMB Niaga Ramal Motor Penggerak Kredit Tahun 2023 Akan Bersumber dari Segmen Ini


Rabu, 23 November 2022 / 18:37 WIB
CIMB Niaga Ramal Motor Penggerak Kredit Tahun 2023 Akan Bersumber dari Segmen Ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan kegiatan transaksi di Bank Cimb Niaga Jakarta, Senin (18/11). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk optimis ekspansi kredit tahun depan tetap akan tumbuh baik meskipun tantangan ekonomi global cukup berat. Sejumlah segmen telah dikeker akan jadi penopang utama pertumbuhan kredit tersebut. 

Perseroan memperkirakan kredit tahun depan masih bisa tumbuh 8%-19%. Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, motor utama yang diharapkan menjadi penggerak ekspansi kredit berasal dari segmen konsumer ritel dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Tahun depan, kami menargetkan kredit tetap tumbuh dengan driver di ritel konsumer dari Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit." kata Lani pada Kontan.co.id, Rabu (23/11). Penyaluran kredit ke sektor UKM diperkirakan juga masih bisa tumbuh dua digit. 

Sedangkan di segmen wholesale, kredit korporasi diprediksi akan tumbuh baik sejalan dengan perkembangannya sampai September 2022 yang sudah naik di atas 10%. Hanya saja, segmen komersial dinilai masih belum ekspansif karena tahun ini pertumbuhannya juga masih belum positif. 

Baca Juga: Strategi Bank Kejar Pertumbuhan Kredit Tahun Depan, Konsumer dan UMKM Jadi Penggerak

Dari sisi sektor, sebelumnya Lani menyebutkan ada sejumlah industri yang dinilai masih sangat prospektif untuk penyaluran kredit seperti FMCG, manufaktur, telekomunikasi, dan perusahaan BUMN untuk non ritel.

Per September 2022, Bank CIMB Niaga berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 10% secara year on year (YoY) menjadi Rp Rp 194,7 triliun.

Itu terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking yang naik 12,8% dan Consumer Banking tumbuh 14,7% YoY. Bisnis ritel ini datang dari  KPR bertumbuh sebesar 8,6% YoY dan KKB meningkat sebesar 52,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×