Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Citibank Indonesia berencana mengubah proyeksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini. Dari awalnya pada RBB (rancangan bisnis bank) 2017, Citibank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit 11%, maka pada revisi RBB nanti, bank akan menurunkan pertumbuhan kredit menjadi single digit.
CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi mengakui, pada kuartal pertama 2017, permintaan kredit memang tidak seperti yang diharapkan.
“Hal itu karena selain permintaan rendah, pada tiga bulan pertama 2017, tercatat banyak terjadi refinancing,” ujar Batara, Senin (15/5).
Sebagai gambaran, pada kuartal I-2017, Citibank Indonesia mencatat realisasi pertumbuhan kredit sebesar Rp 36,9 triliun atau naik tipis 1,37% secara tahunan atau year on year (yoy).
Menurut Batara, pertumbuhan kredit ini dikontribusikan dari dua bisnis, yaitu bisnis perbankan institusi (korporasi) sebesar 51%, dan bisnis konsumer sebesar 49%. Salah satu pendorong bisnis konsumer adalah kartu kredit.
Pada kuartal II-2017, Batara mengaku permintaan kredit masih belum terlalu banyak berubah dibandingkan dengan kuartal I-2017. Namun, pada semester kedua nanti, diharapkan permintaan kredit akan membaiknya seiring dengan membaiknya makro ekonomi.
Seiring dengan penyaluran kredit, Citibank Indonesia juga akan menjaga kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross pada kuartal I-2017 sebesar 2,58% yang berasal dari bisnis kormersial dan kartu kredit.
Untuk meningkatkan penyaluran kredit, Citibank juga akan meningkatkan DPK. Dalam RBB terakhir, Citibank menargetkan bisa mencapai pertumbuhan dana simpanan masyarakat sebesar 13% yoy.
Peningkatan DPK ini bertujuan untuk menjaga likuiditas. Sampai kuartal I-2017, Citibank mencatat LFR (rasio kredit dibanding DPK) sebesar 73,74%. Seiring dengan penyaluran kredit yang lebih kencang pada semester kedua, diharapkan LFR akan semakin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News