kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Citibank targetkan kredit tumbuh 8% tahun ini


Senin, 02 Juli 2018 / 14:08 WIB
Citibank targetkan kredit tumbuh 8% tahun ini
Citi Indonesia membuka perdagangan saham BEI


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citibank Indonesia menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit 8% hingga akhir 2018. Hingga Mei 2018, penyaluran kredit bank asing ini sudah mencapai Rp 44,35 triliun atau tumbuh 13,86% secara tahunan.

Kredit korporasi mendominasi penyaluran pembiayaan Citibank dengan porsi 60%. Selebihnya mengalir ke kredit konsumer. "Non performing loan (NPL) kalau gross di bawah 3%, sedangkan NPL net sebesar 1% hingga 2%. Posisi kuartal I 2018, NPL net di bawah 1% dan NPL gross di bawah 2%," ujar CEO Citi Indonesia Batara Sianturi usai pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Senin (2/7).

Untuk menopang penyaluran kredit, Batara mengatakan, pihaknya juga ingin menghimpun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8% pada 2018. Posisi DPK Citibank pada Mei 2018 tercatat Rp 56,78 triliun atau naik 8,84%.

Kebanyakan dana yang dihimpun bank asal Amerika Serikat (AS) ini masih dalam rupiah. Perbandingannya sekitar 30% DPK dalam valuta asing. "Kami juga ingin menjaga porsi dana murah (CASA) sebesar 70% hingga akhir tahun," imbuh Batara.

Citibank belum akan terburu-buru menaikkan suku bunga kredit meskipun Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada akhir bulan Juni 2018 lalu. Sejak awal tahun, bank ini belum menaikkan bunga kredit dan deposito, padahal total kenaikan suku bunga acuan BI sudah 100 bps.

Batara mengatakan, pihaknya akan menaikkan bunga deposito terlebih dulu. Menyusul kemudian bunga kredit. Bunga kredit yang akan disesuaikan adalah kredit korporasi sebab merefleksikan situasi pasar. Barulah kemudian ke bunga kredit sektor komersial lalu ke sektor komsumer. Hanya saja, kenaikan bunga kredit akan bergantung pada portofolio dan kondisi kondisi industri perbankan.

"Kenaikan bunga deposito dahulu, rentangnya antara 25 bps sampai 50 bps namun secara bertahap. Jadi semua tergantung pada pasar. Disesuaikan dengan pengaruh The Fed terhadap kredit valas dan tingkat suku bunga rupiah di Indonesia," jelas Batara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×