Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Commonwealth Bank menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sektor UMKM 8% hingga 10% pada 2022.
Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank, Ivan Jaya, menyatakan bank akan fokus ke sektor industri yang berprospek tumbuh di tengah pandemi.
"Kami melihat industri yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods dan sub-industri pendukungnya akan terus bertahan dan bertumbuh. Terutama dengan meningkatnya adopsi pembelanjaan secara online, industri pendukung seperti packaging, distribusi, dan logistic juga mengalami pertumbuhan pesat," ujar Ivan kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.
Lanjutnya, Bank Commonwealth telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial pada Januari 2022. Bank ini mencatatkan 44,5% portofolio kredit di salurkan ke sektor UMKM.
Baca Juga: Januari 2022, Kredit UMKM Perbankan Melesat 13,3% yoy
"Rasio ini sudah berada di atas batas 20% untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember 2022 seperti yang digariskan dalam Peraturan Bank Indonesia 23/13/PBI 2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Ssyariah, dan Unit Usaha Syariah," jelasnya.
Seiring denang itu, Ivan menyebut Bank Commonwealth terus berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan di segmen UMKM melalui kegiatan CSR yang berfokus pada UMKM. Mulai dari program WISE (berfokus pada pengusaha perempuan UMKM) serta MicroMentor, platform pendampingan digital untuk pengusaha UMKM.
"Hingga saat ini telah menjangkau sekitar 146,000 pengusaha perempuan dalam program WISE dan lebih dari 55,000 mentor dan mentees (pengusaha) dalam MicroMentor per 31 Desember 2021," tambahnya.
Baca Juga: Kredit UMKM Perbankan Melesat 13,3% yoy di Januari 2022
Asal tahu saja, Data Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit ke segmen ini tumbuh 13,3% year on year (yoy) menjadi Rp 1.140,6 triliun pada Januari 2022.
Kinerja kredit UMKM ditopang oleh segmen mikro yang tumbuh 73,2% yoy menjadi Rp 374,6 triliun. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaannya ditopang oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang tumbuh 18,7% yoy menjadi Rp 877,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
