Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Commonwealth Bank Indonesia yang merupakan anak usaha Commonwealth Bank of Australia (CBA) Group, menargetkan perolehan pendapatan non bunga alias fee based income dari penjualan produk reksadana mencapai Rp 100 miliar sampai dengan Rp 120 miliar.
Head of Wealth Management Business and Strategy PT Bank Commonwealth Indonesia, Ryan E. Kaslan menjelaskan, sampai dengan lima bulan pertama tahun 2015, pihaknya telah mengumpulkan 40% dari total target tersebut atau setara dengan Rp 48 miliar. "Dalam lima bulan terakhir, kami masih on the track. Semoga akhir tahun bisa lebih baik," jelasnya, Selasa (16/6).
Ryan menambahkan, outlook investasi di negara berkembang atau emerging market seperti Indonesia, masih positif. Karena itu perseroan berani untuk menargetkan pertumbuhan sebesar 15% sampai dengan 20% dari dana kelolaan atau asset under management (AUM) yang saat ini jumlahnya mendekati Rp 7 triliun.
Menurutnya, kondisi pertumbuhan ekonomi, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan juga kondisi pasar modal, akan mempengaruhi target dan perolehan fee based income bisnis wealth management perseroan.
"Pertumbuhan tergantung pada baik atau tidaknya kondisi pasar. Kondisi pasar saat ini memang masih volatile, tapi kami tetap mengutamakan kenyamanan nasabah. Tahun-tahun setelah volatile, justru adalah tahun-tahun yang menguntungkan untuk investasi," katanya.
Lebih lanjut Ryan menambahkan, Commonwealth Bank Indonesia memiliki sepuluh rekanan manajer investasi (MI) untuk menjalankan bisnis nasabah tajir berupa produk investasi salah satunya adalah dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) yang mendistribusikan produk reksadana Batavia Dana Saham (BDS).
Produk ini merupakan reksadana berbasis saham dengan fokus portofolio investasi pada saham perusahaan berkapitalisasi pasar besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Meski sepanjang tahun 2015 ini kinerja IHSG masih berfluktuasi, namun secara jangka menengah panjang IHSG masih dalam tren positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News