Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) mencatat pertumbuhan dana kelolaan dalam lima bulan pertama tahun ini.
Presiden Direktur BPAM Lilis Setiadi menyebut, dana kelolaan Batavia naik lebih dari 25% sejak akhir 2014. Lilis optimistis target dana kelolaan sampai tutup tahun nanti bisa tercapai. "Per Mei total dana yang dikelola mencapai Rp 19,9 triliun," kata Lilis, Selasa (16/6).
Sepanjang tahun ini BPAM menargetkan bisa mengantongi dana kelolaan Rp 22 triliun hingga Rp 23 triliun. Per akhir 2014, Batavia mencatat dana kelolaan Rp 15,9 triliun. Untuk mencapai target ini, Batavia akan memperkuat saluran pemasaran reksadana.
Yang terbaru, Batavia menggandeng PT Bank Commonwealth untuk memasarkan produk Batavia Dana Saham. Memang, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung berfluktuasi.
Namun, Lilis yakin, IHSG akan kembali ke jalur yang positif sejalan dengan proyeksi perekonomian yang diramal membaik dalam jangka menengah dan panjang.
Terlebih, menurut data Otoritas Jasa Keuangan, produk reksadana saham masih jadi yang paling populer baik di kalangan investor institusi maupun ritel dengan porsi 41% dari total kelolaan industri reksadana yang menembus Rp 254 triliun sampai Mei.
Dana kelolaan reksadana saham Batavia mencapai porsi sekitar 25%. "Dari tahun ke tahun tren minat masyarakat di reksadana saham juga terus meningkat, sejalan dengan makin baiknya pemahaman soal produk ini," ujar Lilis.
Dia memprediksi, pertumbuhan dana kelolaan semester kedua akan tetap positif. Dengan catatan, pemerintah sesegera mungkin merealisasikan proyek pembangunan dan anggaran belanja.
Menurut Agung Budiono Chief Investment Officer BPAM, kedua hal itu menjadi sentimen positif dari dalam negeri yang bisa mendorong pasar modal. Dari global, kondisi ekonomi Eropa hingga rencana kenaikan bunga The Fed masih akan membayangi pasar di paruh kedua 2015.
Agung menambahkan, Batavia menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi fluktuasi pasar. Misal, memperbesar porsi investasi di pasar uang saat pasar saham turun tajam. "Kami juga akan tetap fokus di saham perusahaan berkapitalisasi besar dan risiko pendapatan usahanya sekecil mungkin," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News