kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana kelolaan deposito tumbuh tipis, ini penyebabnya menurut bankir


Minggu, 20 September 2020 / 19:17 WIB
Dana kelolaan deposito tumbuh tipis, ini penyebabnya menurut bankir
ILUSTRASI. Bunga Deposito


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan bunga perbankan terus berlanjut seiring dengan laju penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-day reverse repo rate (7DRRR). Walau pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) di bulan September 2020 bank sentral memutuskan untuk menahan bunga acuan di level 4%. Sejatinya BI7DRRR sudah turun sekitar 100 basis poin (bps) sejauh ini. 

Hal itu pun direspon perbankan dengan menurunkan bunga deposito. Misalnya saja, menurut catatan BI per Agustus 2020 rata-rata bunga deposito sudah di level 5,63%. Posisi itu jauh lebih rendah dari akhir 2019 yang ada di kisaran 6,8%. 

Walau sudah turun cukup banyak, beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id tetap memperkirakan penurunan bunga akan tetap berlanjut. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang per 17 September 2020 mencatat rata-rata bunga deposito ada di level 3,45%. Setidaknya sudah turun 100 bps. 

Baca Juga: Pemerintah pastikan ketersediaan bantuan iuran PBPU dan BP kelas 3 tahun depan

"BCA turut serta mendukung stabilitas sistem keuangan dengan menetapkan kebijakan, termasuk suku bunga yang sesuai dengan kondisi pasar dan dengan mempertimbangkan aspek kompetitif," ujar Direktur BCA Santoso Liem, Minggu (20/9). 

Lebih lanjut, di tengah tantangan pandemi Covid-19 ini nampaknya perbankan memang lebih rajin memupuk dana murah. Tentunya untuk menekan biaya dana alias cost of fund (CoF) di era kredit yang seret. 

Ambil contoh di BCA, melihat laporan keuangan bulan Juli 2020 total dana di tabungan sudah mencapai Rp 384,69 triliun. Meningkat sebanyak 14,57% secara year on year (yoy). Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan deposito sebesar 12,93% pada periode yang sama. 

Begitu juga dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mengatakan dalam beberapa periode terakhir pihaknya memang fokus mendorong dana murah (current account and saving account/CASA). 

Baca Juga: Kartu debit GPN sepi peminat? Begini kata bankir

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mencatat sejauh ini CASA sudah tumbuh lebih dari 18% secara yoy di pertengahan kuartal III 2020. "Sedangkan deposito masih negatif pertumbuhannya," katanya. 

Menurutnya, dalam situasi pandemi Covid-19 ini nasabah memang lebih tertarik untuk menempatkan dananya di tabungan. Lantaran lebih fleksibel memenuhi kebutuhan transaksi. 

Bahkan, sampai akhir tahun bank bersandi bursa BNGA ini memprediksi deposito hanya akan tumbuh flat saja. Tapi hal itu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan secara keseluruhan. Lantaran CASA dipatok tumbuh relatif tinggi yakni 12%-15% secara tahunan di penghujung 2020. 

Sebagai gambaran saja, per Juli 2020 total dana deposito di CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 78,86 triliun. Masih tumbuh tipi 7,98% dari periode setahun sebelumnya Rp 73,03 triliun. 

Begitu juga dengan bank kecil, yang biasanya mengandalkan deposito sebagai sumber dana. PT Bank Mayora misalnya yang mengungkap pihaknya hanya menargetkan deposito tumbuh tipis sekitar 1%-2% saja. Atau maksimal disesuaikan dengan pertumbuhan kredit perseroan. 

Baca Juga: Pekan depan, rupiah masih menguji level Rp 15.000 per dolar AS

Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij bilang, saat ini beberapa bank termasuk perseroan memang lebih fokus untuk meningkatkan CASA. Sementara dari sisi bunga deposito, penurunannya menurut Irfanto sudah mengikuti rata-rata industri atau sekitar 100 bps dalam setahun terakhir. "Suku bunga sudah cenderung turun hampir sama dengan industri. Kami akan melihat perkembangan ke depan untuk ruang penurunan," katanya. 

Sebagai pelengkap informasi, merujuk data BI per Juli 2020 total dana deposito perbankan mencapai Rp 2.646,3 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 5,5% secara yoy. Sedikit lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya naik 4% yoy. 

Akan tetapi pertumbuhan deposito memang lebih lambat dibandingkan giro dan tabungan yang per Juli 2020 masih tumbuh masing-masing 11,2% dan 8,2% secara yoy. 

Selanjutnya: BI diprediksi akan menahan suku bunga acuan di level 4,00% hingga akhir 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×