Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Bahkan, sampai akhir tahun bank bersandi bursa BNGA ini memprediksi deposito hanya akan tumbuh flat saja. Tapi hal itu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan secara keseluruhan. Lantaran CASA dipatok tumbuh relatif tinggi yakni 12%-15% secara tahunan di penghujung 2020.
Sebagai gambaran saja, per Juli 2020 total dana deposito di CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 78,86 triliun. Masih tumbuh tipi 7,98% dari periode setahun sebelumnya Rp 73,03 triliun.
Begitu juga dengan bank kecil, yang biasanya mengandalkan deposito sebagai sumber dana. PT Bank Mayora misalnya yang mengungkap pihaknya hanya menargetkan deposito tumbuh tipis sekitar 1%-2% saja. Atau maksimal disesuaikan dengan pertumbuhan kredit perseroan.
Baca Juga: Pekan depan, rupiah masih menguji level Rp 15.000 per dolar AS
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij bilang, saat ini beberapa bank termasuk perseroan memang lebih fokus untuk meningkatkan CASA. Sementara dari sisi bunga deposito, penurunannya menurut Irfanto sudah mengikuti rata-rata industri atau sekitar 100 bps dalam setahun terakhir. "Suku bunga sudah cenderung turun hampir sama dengan industri. Kami akan melihat perkembangan ke depan untuk ruang penurunan," katanya.
Sebagai pelengkap informasi, merujuk data BI per Juli 2020 total dana deposito perbankan mencapai Rp 2.646,3 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 5,5% secara yoy. Sedikit lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya naik 4% yoy.
Akan tetapi pertumbuhan deposito memang lebih lambat dibandingkan giro dan tabungan yang per Juli 2020 masih tumbuh masing-masing 11,2% dan 8,2% secara yoy.
Selanjutnya: BI diprediksi akan menahan suku bunga acuan di level 4,00% hingga akhir 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News