Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pertumbuhan bisnis dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) syariah diprediksi akan mencapai dua digit. Ceruk pasar yang luas diyakini akan mampu mendongkrak industri ini.
Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan mengatakan, menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 33 tahun 2016 tentang penyelenggaraan program pensiun berdasarkan prinsip syariah, DPLK syariah terbagi dua yakni full fledge yang saat ini baru DPLK Syariah Muamalat serta perusahaan DPLK yang memiliki investasi berbasis syariah yang saat ini sudah terdapat lima perusahaan
Dengan demikian, jumlah pelaku usaha yang belum begitu banyak diyakini akan semakin memperlebar peluang pasar yang bisa digarap. Utamanya, sebut Nur Hasan, selain berasal dari perusahaan konvensional yang tertarik juga berasal dari rumah sakit maupun sekolah yang berbasis islam.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 260 juta terdapat lebih dari 80% mayoritas muslim tentu ini menjadi sasaran besar bagi bisnis DPLK syariah. Hanya saja tantangan yang dihadapi masih terkait sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya dana pensiun untuk hari tua.
"Untuk pertumbuhan kami perkirakan bisa naik 20%, tapi lebih konservatif karena pertimbangan banyak hal," kata Nur Hasan kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).
Pertimbangan tersebut berasal dari masuknya tahun politik di mana pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar serentak di Indonesia yang diperkirakan akan cukup berpengaruh di dalam internal. Sehingga, indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun kinerja obligasi bisa saja ikut terseret.
Asal tahu saja, merujuk data OJK sampai Desember 2017, aset DPLK syariah mencapai Rp 1,29 triliun. Sementara, total investasi DPLK konvensional mencapai Rp 74,52 triliun naik 18% jika dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp 63,11 triliun. Sedangkan, hasil return on investment (RoI) mengalami penyusutan dari posisi sebelumnya 8,3% menjadi 6,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News