Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
Seiring peningkatan CASA itu, lanjutnya, BRI sudah berhasil menurunkan biaya dana secara signifikan. Secara bank only, Cost of Fund (CoF) BRI per akhir September 2021 tercatat 2,14%, turun dari 3,45% pada September 2020.
Ke depan, BRI akan terus mengkaji ulang suku bunga secara berkala dan membuka ruang untuk penurunan suku bunga kredit. Bunga kredit diperkirakan masih akan berlanjut mengikuti proyeksi penurunan suku bunga di pasar.
Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengatakan, pertumbuhan dana murah BCA sejalan dengan basis nasabah perseroan yang luas dan ekspansi ekosistem digital yang terus dilakukan. "BCA mampu mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi sebagai penggerak pendanaan CASA yang solid,"katanya.
BCA memproses 41 juta transaksi per hari secara rata-rata pada semester I 2021, naik dari 28 juta di periode yang sama tahun lalu. CASA berkontribusi sebesar 77,9% dari total dana pihak ketiga per Juni 2021.
Sebelumnya, Hera Haryn EVP Secretariat & Corporate Communication BCA menyebut, BCA sudah melakukan penyesuaian suku bunga kredit sejalan dengan bunga acuan BI. Per Juni 2021, bank ini sudah turunkan SBDK 5% di masing-masing segmen dari akhir Maret sehingga kredit korporasi menjadi 7,95%, kredit ritel 8,25%, KPR 7,2% dan kredit konsumer non KPR 5,96%.
Baca Juga: Alasan BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2021capai 5%
Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini sebelumnya mengatakan, BNI sudah menurunkan bunga kredit di kisaran 275 bps -300 bps sepanjang tahun ini.
BNI akan terus berupaya menurunkan biaya dana agar NIM tetap terjaga. Pada paruh pertama, perseroan mampu menurunkan CoF setelah porsi dana murahnya meningkat ke level 69,6% yakni rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir
Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, penurunan dilakukan sejalan dengan kebijakan bunga acuan BI dan perkembangan biaya dana atau cost of fund BTN yang semakin menurun.
Sementara arah bunga kredit hingga akhir tahun, kata Haru, akan mengikuti kondisi pasar seiring dengan pergerakan kebijakan moneter BI. "Kami juga secara berkala memantau pergerakan biaya dana BTN sehingga jika ada ruang penurunan suku bunga kredit kami akan evaluasi kembali," kata Haru.
Direktur Distribution dan Retail Funding BTN mengatakan, laju pertumbuhan dana murah lebih besar daripada laju pertumbuhan dana mahal. Tabungan dapat tumbuh sebesar 30,57% (yoy) dan Giro tumbuh sebesar 19,34% (yoy).
Dia bilang, pertumbuhan Tabungan dan Giro berasal dari beberapa inisiatif yang dijalankan baik melalui kerjasama kemitraan lembaga dan perusahaan dan juga program-program promosi ritel dan wealth management.
Peningkatan dana murah tersebut berdampak pada menurunnya biaya Bank sehingga berdampak pada(CoF) Bank BTN pada Agustus 2021 menjadi sebesar 3,33% atau turun sebesar 174 bps dari periode yang sama tahun lalu. "BTN menargetkan Target CoF sampai pada akhir tahun 2021 sekitar 3%," pungkas Jasmin.
Selanjutnya: Pertimbangan BI yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia dikisaran 5% di kuartal III 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News