kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana murah yang mengalir ke bank besar meningkat pesat


Kamis, 14 Oktober 2021 / 12:05 WIB
Dana murah yang mengalir ke bank besar meningkat pesat
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank swasta./pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang bank-bank besar untuk menurunkan bunga kredit semakin besar. Pasalnya, dana murah yang mengalir ke bank besar semakin deras membuat rasio current account and saving account (CASA) mereka meningkat pesat. 

Peningkatan dana murah ini tentu akan membuat biaya dana (cost of fund) bank akan mengempis. Hingga Agustus 2021, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tercatat menjadi bank dengan rasio dana murah tertinggi di Tanah Air. 

Berdasarkan laporan bulanan per Agustus, rasio CASA BCA mencapai 78,4%. Itu meningkat dari level 76,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara total, BCA mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 17,6% menjadi Rp 904,8 triliun. 

Di urutan kedua, ada PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan rasio CASA 72,9% per Agustus 2021, naik dari 64,6% dari periode yang sama tahun lalu. Bank pelat merah ini bank yang paling tinggi menorehkan kenaikan rasio dana murah. DPK perseroan secara bank only tumbuh 8% YoY menjadi Rp 647,8 triliun. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengalami peningkatan rasio CASA dari 62,8% menjadi 68,2 %. Peningkatan signifikan ini sejalan dengan upaya perseroan mengurangi porsi dana mahal. Pada periode tersebut dana deposito BNI 16,2% YoY, sedangkan tabungan dan giro masing-masing naik 8,9% dan 4,4%. 

Baca Juga: Rights issue Bank Banten, MKA Group mengaku siapkan Rp 1,8 T, uangnya di BCA dan BRI

CIMB Niaga mencatatkan rasio dana murah 62,7% per Agustus 2021, naik dari 62,1% pada periode yang sama tahun lalu. Bank Panin naik dari 39,2% menjadi 44,5%, Bank Danamon aik dari 55,1% menjadi 57,9%, Bank Permata darri 51,6% jadi 56% dan Bank Tabungan Negara Tbk (BTN ) naik dari 39,5% menjadi 40,1%. 

Sejumlah bank mengaku sudah melakukan penurunan bunga kredit. Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI menyebutkan, SBDK perseroan di semua segmen sudah turun sekitar 150 bps- 325 bps sejak akhir Februari 2021. 

Sementara sepanjang 2020, BRI sudah turunkan sekitar 75 bps – 150 bps. Bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, sudah turun  300 bps – 500 bps.  Penurunan bunga dilakukan untuk mendorong kredit. 

Dia bilang, kenaikan dana murah BRI tidak terlepas pada strategi perseroan yang fokus untuk terus memperbaiki struktur pendanaan, diantaranya melalui platform simpanan berbasis digital dan pengembangan micropayment system

"BRI memiliki strategi untuk meningkatkan rekening tabungan dan giro di ekosistem platform digital sebagai sumber dana. Dari sisi ekosistem pembayaran, kolaborasi BRI dengan berbagai mitra strategis diharapkan akan memperluas akses bagi nasabah untuk bertransaksi. Ini juga didukung program promo transaksi yang diluncurkan untuk meningkatkan loyalitas nasabah," tutur Aestika pada KONTAN, Rabu (13/10).

Seiring peningkatan CASA itu, lanjutnya, BRI sudah berhasil menurunkan biaya dana secara signifikan. Secara bank only, Cost of Fund (CoF) BRI per akhir September 2021 tercatat 2,14%, turun dari 3,45% pada September 2020.

Ke depan, BRI akan terus mengkaji ulang suku bunga secara berkala dan membuka ruang untuk penurunan suku bunga kredit.  Bunga kredit diperkirakan masih akan berlanjut mengikuti proyeksi penurunan suku bunga di pasar. 

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengatakan, pertumbuhan dana murah BCA sejalan dengan basis nasabah perseroan yang luas dan ekspansi ekosistem digital yang terus dilakukan.  "BCA mampu mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi sebagai penggerak pendanaan CASA yang solid,"katanya. 

BCA memproses 41 juta transaksi per hari secara rata-rata pada semester I 2021, naik dari 28 juta di periode yang sama tahun lalu. CASA berkontribusi sebesar 77,9% dari total dana pihak ketiga per Juni 2021.

Sebelumnya, Hera Haryn EVP Secretariat & Corporate Communication BCA menyebut, BCA sudah melakukan penyesuaian suku bunga kredit sejalan dengan bunga acuan BI. Per Juni 2021, bank ini sudah turunkan SBDK 5% di masing-masing segmen dari akhir Maret sehingga kredit korporasi menjadi 7,95%, kredit ritel 8,25%, KPR 7,2% dan kredit konsumer non KPR 5,96%. 

Baca Juga: Alasan BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2021capai 5%

Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini sebelumnya mengatakan, BNI  sudah menurunkan bunga kredit di kisaran 275 bps -300 bps sepanjang tahun ini.

BNI akan terus berupaya  menurunkan biaya dana agar NIM tetap terjaga. Pada paruh pertama, perseroan mampu menurunkan CoF setelah porsi dana murahnya meningkat ke level 69,6% yakni rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir

Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, penurunan dilakukan sejalan dengan kebijakan bunga acuan BI dan perkembangan biaya dana atau cost of fund BTN yang semakin menurun.  

Sementara arah bunga kredit hingga akhir tahun, kata Haru, akan mengikuti kondisi pasar seiring dengan pergerakan kebijakan moneter BI. "Kami juga secara berkala memantau pergerakan biaya dana BTN sehingga jika ada ruang penurunan suku bunga kredit kami akan evaluasi kembali," kata Haru.

Direktur Distribution dan Retail Funding BTN mengatakan, laju pertumbuhan dana murah lebih besar daripada laju pertumbuhan dana mahal. Tabungan dapat tumbuh sebesar 30,57% (yoy) dan Giro tumbuh sebesar 19,34% (yoy).  

Dia bilang, pertumbuhan Tabungan dan Giro berasal dari beberapa inisiatif yang dijalankan baik melalui kerjasama kemitraan lembaga dan perusahaan dan juga  program-program promosi ritel dan wealth management

Peningkatan dana murah tersebut berdampak pada menurunnya biaya Bank sehingga berdampak pada(CoF) Bank BTN pada Agustus 2021 menjadi sebesar 3,33% atau turun sebesar 174 bps dari periode yang sama tahun lalu. "BTN menargetkan Target CoF sampai pada akhir tahun 2021 sekitar 3%," pungkas Jasmin.

Selanjutnya: Pertimbangan BI yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia dikisaran 5% di kuartal III 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×