Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tudingan penempatan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang membebani biaya dana perbankan ditangkis sejumlah bank mitra. Sebaliknya mereka bilang dana PEN justru memilki kecenderungan untuk memangkas biaya dana alias cost of fund.
Alasannya, bunga yang dibebankan kepada bank mitra sejatinya berada di bawah bunga deposito yang kerap ditawarkan kepada nasabah umum.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya yang menawarkan bunga deposito untuk tenor tiga bulan di kisaran 3,50-4,25%, sementara dana PEN cuma diberi bunga 3,42%.
“Kami memberikan bunga penempatan dana pemerintah sebesar 3,42% untuk tenor 3 bulan. Sejak penempatan pada Juni 2020, rasio biaya dana kami sampai sebesar 2,80%. Penempatan dana pemerintah tak meningkat cost of fund,” kata Wakil Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).
Baca Juga: Satgas PEN salurkan Rp 3,6 triliun untuk program BSU hingga pertengahan September
Mengacu presentasi perseroan semester I-2020, biaya dan bank berlogo pita emas ini justru turun dibandingkan Juni 2020 sebesar 2,91%. Lagi pula Hery bilang, dana yang perseroan terima senilai Rp 10 triliun, tak signifikan jika dibandingkan total dana pihak ketiga perseroan yang pada Juni 2020 tercatat senilai Rp 853 triliun.
Adapun sampai 14 September 2020 lalu, bank berlogo pita emas ini teah berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 35,614 triliun dari dana PEN kepada 98.721 debitur.
Sementara Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso dalam rapat dengar pendapat di DPR RI, Kamis (17/9) juga menyatakan pihaknya juga tak akan menghadapi risiko likuiditas saat pemerintah menarik dananya.
Sebagai catatan, dana PEN ditempatkan pada 25 Juni 2020 dan akan jatuh tempo pada 25 September 2020 kelak. BRI juga memberikan bunga 3,42% terhadap dana PEN yang ditempatkan.
“Jangka waktu penempatan dana tiga bulan, sementara kami memberikan kredit tidak tiga bulan memang, bahkan sampai empat tahun, namun ini tak jadi masalah, DER (debt to equity ratio), kami saja sekarang di level 84%. Lebih tepat likuiditas itu tidak diarahkan kepada bank melainkan untuk cash flow di masyarakat untuk mendorong daya beli, kami tidak butuh likuiditas,” jelasnya.
Penyaluran dana PEN oleh BRI sendiri disebut Sunarso tercatat cukup cepat. Pada pertengahan Agustus 2020 bank terbesar di tanah air ini bahkan telah melampaui target penyaluran dana lebih dari Rp 30 triliun. Sementara sampai akhir Agustus total penyaluran kredit dari dana PEN mencapai Rp 39,9 triliun kepada 947.000 debitur.
Sunarso menambahkan per hari, perseroan bisa menyalurkan kredit hingga Rp 900 miliar dengan dukungan lebih dari 36.000 agen perseroan, artinya tiap hari rerata agen BRI berhasil mencairkan kredit Rp 25 juta.
Penyaluran yang makin cepat sejatinya juga makin membantu meringankan beban, karena bank mitra bisa mendapatkan pendapatan bunga lebih cepat. Sehingga bisa dikompensasi untuk membayar bunga dana.
“Terkait biaya dana, dengan bunga 3,42% sebenarnya bisa meringankan, karena cost of fund kami ada di atas 3,54%,” tambah Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id
Tak cuma buat bank pelat merah, sejumlah bank daerah yang jadi bank mitra juga mengakui hal serupa. Apalagi bunga yang ditawarkan bank daerah cenderung lebih kecil daripada yang ditawarkan bank-bank pelat merah., meskipun tenornya lebih panjang yaitu enam bulan
Baca Juga: Anggota Komisi XI DPR ini minta pemerintah percepat penyerapan PEN
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah misalnya memberikan bunga sebesar 2,8% untuk penempatan dana PEN selama enam bulan atau akan jatuh tempo pada Desember 2020. Bunga tersebut bahkan jauh lebih kecil dibandingkan rasio biaya dana perseroan.
“bunga penempatan dan PEN sebesar 2,8%, sementara cost of fund kami dengan sudah memperhitungkan reserve requirement menjadi 3,19%. Jadi sebenarnya penempatan dana PEN malah akan mengurangi cost of fund kami,” kata Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya kepada Kontan.co.id.
Berbeda dengan bank milik negara, bank daerah cuma ditargetkan untuk menyalurkan kredit dua kali lipat dari nilai dana PEN yang diterima. Sementara Bank Jateng yang menerima penempatan dana Rp 2 triliun, sampai 16 September telah menyalurkan kredit senilai Rp 1,90 triliun kepada 11.777 debitur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News