kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali tumbuh dobel digit di April 2021


Minggu, 13 Juni 2021 / 19:32 WIB
Dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali tumbuh dobel digit di April 2021
ILUSTRASI. Bank Indonesia mencatat, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,5% yoy menjadi Rp 6.558,0 triliun pada April 2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan dana masyarakat di perbankan semakin gemuk di perbankan. Bank Indonesia mencatat, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,5% year on year (yoy) menjadi Rp 6.558,0 triliun pada April 2021. Padahal pada Maret 2021, DPK perbankan hanya tumbuh 9,5% yoy menjadi Rp 6,549,3 triliun. 

Bila dirinci berdasarkan komponen pembentuknya, giro mengalami melesat 19,5% yoy menjadi Rp 1.664,5 triliun. Lalu tabungan tumbuh 12,8% yoy menjadi Rp 2.197,7 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 2.695,8 triliun. 

Lebih menarik, giro milik perorangan melonjak 56% yoy menjadi Rp 241,7 triliun. Sedangkan giro korporasi tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 1.193,7 triliun pada April 2021. 

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih menyebut, kondisi giro tersebut menunjukkan dana di berbagai perusahaan  sudah siap digunakan untuk  produksi. Dia melihat bila kondisi ekonomi semakin membaik didukung dengan keyakinan konsumen yang menguat ke depan dana murah bisa jadi semakin berkurang.

Baca Juga: Bank prediksi pendapatan komisi akan tumbuh positif tahun ini

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan kenaikan DPK 41,07% yoy dari Rp 205,18 triliun menjadi Rp 289,46 triliun per April 2021. Direktur Distribution & Ritel Funding BTN Jasmin bilang dana murah atau current account saving account (CASA) berkontribusi sebesar 40%.

“Pertumbuhan DPK ini terjadi karena strategi bank memang mengincar dana-dana murah seiring dengan pola nasabah yang saat ini lebih banyak menahan belanja. Karena bisnis masih belum maksimal,” ujar Jasmin kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.

BTN menargetkan dapat menghimpun DPK hingga Rp 295 triliun sepanjang 2021. Guna mencapai target itu, BTN melakukan transformasi model operasional di kantor cabang yang lebih fokus untuk menjual produk CASA dan kredit konsumer. Mengembangkan agen branchless banking untuk meningkatkan layanan nasabah yang tidak terjangkau kantor cabang.

“Meningkatkan penjualan melalui program BTN Solusi seperti bundling produk payroll dan produk lending. Juga menjadi bank operasional nasabah institusi atau kelembagaan untuk meningkatkan dana murah,” tambah dia.

Baca Juga: Pemerintah terbitkan SBR, pertumbuhan DPK perbankan tak terganggu

Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan total DPK mengalami pertumbuhan yang flat hingga April 2021. Namun, pertumbuhan itu ditopang oleh CASA yang meningkat sekitar 8%. 

“Deposito yang menurun karena memang kami berfokus ke dana murah sehingga suku bunga kredit juga bisa cukup rendah. Juga nasabah prima mempunyai animo untuk menginvestasikan dana di instrumen wealth management lainnya daripada di deposito,” papar Lani kepada Kontan.co.id. 

Direktur Bank Woori Saudara Sadhana Priatmadja menyatakan hingga April 2021 telah terjadi pertumbuhan DPK hingga 21% yoy dengan komposisi CASA hingga 34%. Ia mengakui bank berusaha menekan biaya dana dengan menyasar dana murah sehingga bunga DPK relatif menurun.

Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar bilang DPK per Mei 2021 sebesar Rp 30,8 triliun tumbuh sebesar 14,3% year to date dari Desember 2020. Adapun CASA Bank Sumut per Mei sebesar 63% dari total DPK. 

Baca Juga: Optimistis bisnisnya akan membaik, KB Bukopin targetkan kredit tumbuh 10% pada 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×