kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana simpanan di bank diramal tumbuh 9%-11%


Minggu, 27 November 2016 / 16:30 WIB
Dana simpanan di bank diramal tumbuh 9%-11%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) untuk memperlonggar perhitungan giro wajib minimum (GWM) primer melalui GWM averaging (rata-rata) akan membuat likuiditas bank lebih terjaga. Ini untuk mengantisipasi pertumbuhan dana pihak ketiga pemerintah yang diperkirakan tak berbeda jauh dengan tahun ini. 

Beberapa bank papan atas memperkirakan, sumber dana dari simpanan masyarakat atau DPK tahun depan tumbuh 9%-11%.

Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan dan Treasuri Bank Mandiri mengatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan DPK sama seperti arahan regulator yaitu 9%-11% di tahun 2017. Bank berplat merah ini menilai pertumbuhan DPK tersebut sesuai dengan kebutuhan kredit Mandiri di tahun depan.

Tigor Siahaan, Presiden Direktur CIMB Niaga memprediksi pertumbuhan DPK masih akan lebih rendah dari proyeksi regulator. Pasalnya, permintaan kredit masih belum terlalu besar sehingga penghimpunan DPK tak perlu terlalu signifikan. Selain itu, perusahaan masih melakukan perbaikan kredit bermasalah.

Sementara itu, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) mengatakan, pihaknya mengincar pertumbuhan DPK sebesar 5%-8% di tahun 2017. Untuk pertumbuhan tersebut, BCA tak perlu menaikkan bunga deposito kembali. Sedangkan, kredit tumbuh sebesar 10%-11% di tahun depan, andai kredit lebih kuat maka akan ditambah lagi di semester II-2016.

Menghimpun dana masyarakat lebih cepat

Sedikit berbeda. Bob T. Ananta, Direktur Perencanaan dan Operasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, DPK menjadi tantangan bagi perbankan di tahun depan karena kredit akan tumbuh agresif. Bank berlogo 46 ini mengincar pertumbuhan DPK sebesar 20% di tahun depan. Nah, pertumbuhan DPK ini hanya memiliki gap 1%-2% dengan pertumbuhan kredit.

“Untuk memenuhi likuiditas tak semata dari DPK tapi bisa dari bilateral, club deal, obligasi atau money market borrowing,” katanya, jelang akhir pekan. BNI sendiri berencana utnuk menerbitkan obligasi dalam mata uang valuta asing (valas) dan rupiah, serta bilateral asal ada bunga yang bagus.

Maryono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga menargetkan pertumbuhan DPK di atas 20% di tahun depan, karena permintaan kredit perumahan masih tinggi. Misalnya, BTN kredit sebesar 18%-20% di tahun depan. “Kami masih optimis untuk tumbuh. Khususnya untuk permintaan kredit pemilikan rumah (KPR),” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×