kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dana triliunan untuk migrasi


Kamis, 26 Maret 2015 / 11:24 WIB
Dana triliunan untuk migrasi
ILUSTRASI. Calon pembeli memilih beras SPHP di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Jumat (6/10/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Adhitya Himawan, Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tak hanya butuh waktu lama, proses migrasi kartu ATM/debit berteknologi magnetik ke cip juga perlu dana jumbo. Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut, dana itu sebagai ongkos pengembangan teknologi kartu, mesin, serta biaya distribusi dan sosialisasi.

Sebagai contoh, demi migrasi teknologi magnetik menjadi cip, bank harus merogoh kocek US$ 2–US$ 3 per kartu. Biaya bisa ditekan menjadi US$ 1,5 per kartu bila jumlah penggantian mencakup jutaan kartu. "Ada bank yang mengeluarkan dana besar karena jumlah nasabahnya banyak," kata Darmadi Sutanto, Ketua ASPI, Rabu (25/3).

Belum lagi biaya upgrade mesin ATM dan electronic data capture (EDC). Untuk meng-upgrade mesin ATM baru, bank harus merogoh kocek US$ 200–US$ 250 per ATM. Kalau mesin ATM masih lawas, butuh dana antara US$ 1.000–US$ 1.500 per unit.

Selain itu, bank juga harus mengeluarkan ongkos operasional lain, seperti jasa vendor bersertifikasi, distribusi kartu, dan sosialisasi.

Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, Bank Mandiri mengaku menganggarkan dana US$ 13,5 juta, untuk mengganti 13,5 juta kartu ATM/debit atau US$ 1 per kartu. "Itu belum termasuk pengembangan sistem host ATM-nya," kata Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri,  Rahmat Broto Triaji.

Sejak tiga tahun lalu, Bank Mandiri sudah mengganti mesin ATM yang siap diinstal chip reader. Sementara untuk memasang card reader ATM, butuh waktu tujuh bulan dengan kapasitas 100 ATM per hari.

Masih berhitung

Lain hal dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang belum bisa memastikan kebutuhan dana migrasi kartu ATM/debit yang berjumlah 34 juta. "Karena masih proses, belum bisa ditentukan anggarannya," ujar Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI.

Bank Permata juga belum memulai proses migrasi 1,5 juta kartu dan 1.000 unit ATM-nya. Saat ini Bank Permata masih melakukan upgrading. "Kami berharap akan selesai sebelum akhir tahun," ujar Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×