CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Pendapatan Premi Asuransi Umum Capai Rp 84,72 Triliun per Kuartal III-2025


Jumat, 21 November 2025 / 05:59 WIB
Pendapatan Premi Asuransi Umum Capai Rp 84,72 Triliun per Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan premi asuransi di tahun 2025 tumbuh di kisaran 8%-10%


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkapkan, pendapatan premi sebesar Rp 84,72 triliun per kuartal III-2025. Realisasi tersebut hanya tumbuh 6,3% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang capai Rp 79,69 triliun.

Namun, Ketua Umum AAUI, Budi Herawan menyampaikan bahwa capaian tersebut berada di bawah ekspektasi target awal tahun. Ia sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan premi industri bisa mencapai 8%-10% sepanjang 2025. 

“Secara overall hanya tumbuh 6,3% per kuartal III-2025. Padahal saya memproyeksikan industri asuransi umum bisa mencapai 8%-10% di sepanjang 2025,” ujar Budi dalam konferensi pers AAUI di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Baca Juga: AAUI: Asuransi Kredit Fintech P2P Lending Butuh Kehati-hatian

Namun, ia mengakui sulit untuk memberikan analisis lebih tajam terhadap potensi pertumbuhan hingga penutupan tahun.

“Banyak indikator yang mempengaruhi. Namun saya harap kebijakan pemerintah bisa menjadi stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan premi,” jelasnya.

Budi menambahkan, pelaku industri mulai membuka ruang pertumbuhan baru melalui sejumlah inovasi produk. Salah satunya adalah pemanfaatan asuransi parametrik untuk risiko gempa bumi dan pertanian.

Selain itu, potensi premi juga dinilai besar pada segmen asuransi UMKM, terutama dari lini asuransi harta benda milik pelaku usaha kecil dan menengah. Sementara itu, permintaan terhadap asuransi siber mulai meningkat seiring kewajiban internal di sejumlah korporasi.

Untuk tahun depan, Budi mengaku belum menetapkan proyeksi pertumbuhan. “Untuk target 2026, kami belum berani karena indikatornya belum clear,” kata Budi.

Selanjutnya: Rugi Rp2,6 T Pasca-Merger, Analis Rekomendasi Beli Saham EXCL, Simak Alasannya

Menarik Dibaca: Promo JSM Superindo 21-23 November 2025, Rinso Beli 1 Gratis 1 dan Diskon 25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×