kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Daya beli masyarakat belum pulih, kinerja pembiayaan multifinance masih turun


Senin, 12 April 2021 / 17:24 WIB
Daya beli masyarakat belum pulih, kinerja pembiayaan multifinance masih turun
ILUSTRASI. Ketua APPI Suwadi Wiratno. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun sudah melalui tahun 2020, kinerja industri multifinance belum sepenuhnya pulih. Hal ini seiring penurunan pembiayaan industri pada dua bulan pertama 2021. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembiayaan multifinance turun 19,74% menjadi Rp 362,97 triliun pada Februari 2021. Padahal angka penyaluran Februari tahun sebelumnya masih sebesar Rp 452,25 triliun. 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut, penurunan tersebut terjadi karena kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat belum pulih akibat pandemi. 

Alhasil, penurunan bisnis terjadi merata di semua lini usaha mulai dari pembiayaan investasi, multiguna, modal kerja dan syariah. Meski demikian, pembiayaan modal kerja justru mencatatkan perbaikan kinerja dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Pefindo tegaskan peringkat idAAA Untuk SMF

"Kinerja pembiayaan modal kerja mampu menahan laju kontraksi industri pembiayaan selama tahun 2020 hingga 2021. Khususnya pinjaman jangka pendek untuk debitur yang bergerak di sektor produktif," kata Suwandi, Minggu (11/4).

Di tengah perlambatan bisnis, debitur tetap mengajukan pinjaman modal kerja agar usahanya berjalan. Dibandingkan modal kerja, mereka memilih menunda investasi seperti pembelian alat - alat berat untuk menekan beban biaya. 

Suwandi memperkirakan pembiayaan akan kembali membaik pada semester I 2021. Diperkirakan sampai akhir tahun, bisnis pembiayaan bisa tumbuh sekitar 5%. Namun itu semua harus didukung oleh pemulihan ekonomi, permintaan kendaraan bermotor, kebijakan stimulus dari pemerintah serta pemerataan program vaksinasi. 

Sejumlah perusahaan masih optimistis bisnis pembiayaan bisa membaik seiring pemulihan ekonomi. BCA Finance misalnya membidik pembiayaan tahun ini mencapai Rp 30 triliun. Nilai itu naik dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 15,5 triliun. 

Per Maret 2021, perusahaan mencatatkan pembiayaan Rp 2,35 triliun. Dari realisasi itu, pembiayaan mobil baru masih berkontribusi besar yakni 70% dari total portofolio. Sisanya dari pembiayaan mobil bekas. 

"Kami berharap setidaknya pembiayaan April ini, angkanya harus bisa sama dengan Maret," kata Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim. 

Tahun ini perusahaan akan fokus pada pembiayaan mobil baru dan bekas. Hal ini dibarengi peningkatan belanja IT senilai Rp 80 miliar untuk meningkatkan penyaluran digital secara bertahap. Untuk saat ini perusahaan masih mengandalkan penjualan secara manual.

Selanjutnya: Perusahaan multifinance menjaga kualitas kredit menjelang Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×