Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Dia juga mengungkapkan, tahun ini Bank BTN berencana untuk lebih banyak menggalakkan inisiatif peningkatan CASA. "Kalaupun deposito secara volume tinggi, tapi cost of fund (biaya dana) lebih murah dari 2020," imbuhnya.
Lagipula, perlambatan deposito memang dipastikan bakal terjadi. Sebab, secara industri saat ini bunga deposito masih terus mengalami penurunan. Hal ini dinilai Jasmin akan terus berlanjut sampai sektor riil bisa tumbuh normal.
Sementara itu, menurut catatan perseroan, tahun lalu deposito BTN tumbuh 28% yoy, terdiri dari dana konsumer yang naik 12% dan komersial 35%. Sementara itu, dana giro tumbuh 38% sedangkan total dana murah naik 19%. "Dana BTN masih terkonsentrasi di komersial, namun tahun 2021 semua cabang lebih fokus kejar DPK ritel yang lebih sustain dan tidak volatile," pungkas Jasmin.
Setali tiga uang, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan bilang sejak beberapa tahun terakhir pihaknya memang fokus mendorong CASA. Hasilnya, sepanjang tahun 2020 dana murah CIMB Niaga bisa ditopang naik hingga 14% secara yoy.
Baca Juga: Digempur asing, bank lokal masih menguasai pasar
Tapi di sisi lain, realisasi pertumbuhan deposito perseroan turun sebanyak 4% tahun lalu. Penurunan itu, merupakan bagian dari upaya perseroan menekan biaya dana. "Ini merupakan target jangka panjang yang secara konsisten kami dorong," jelasnya.
Dus, di tahun ini CIMB Niaga tetap memilih untuk mendorong CASA. Apalagi, rasio CASA perseroan menurut Lani sudah hampir menembus angka 60% di 2020. "Tahun ini deposito kami jaga flat saja," imbuh dia.
Baca Juga: Rajin himpun dana murah, Himbara pastikan biaya dana bakal tetap melandai pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News