kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di Agustus, pertumbuhan kredit cuma 19%


Jumat, 30 Agustus 2013 / 11:50 WIB
Di Agustus, pertumbuhan kredit cuma 19%
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), Kemal Imam Santoso, saat Paparan publik di Jakarta, Rabu (22/12).


Reporter: Nina Dwiantika, Emma Ratna Fury |

JAKARTA. Pelan tapi pasti, perbankan memperlambat penyaluran kredit. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada pekan ketiga ketiga Agustus 2013, penyaluran kredit disetahunkan hanya 19,6% atau menjadi Rp 3.023,48 triliun. Pertumbuhan tersebut melanjutkan tren penurunan penyaluran kredit yang mulai terjadi sejak awal tahun.

Direktur Eksekutif Hubungan Masyarakat BI, Difi Ahmad Johansyah, mengatakan perlambatan tersebut sudah sesuai keinginan BI. Bank perlu mengerem pinjaman agar sumber likuiditas terjaga dan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tidak membengkak.

Penurunan kredit ini terjadi pada sejumlah sektor seperti kendaraan bermotor, jasa keuangan, perikanan, perantara jasa keuangan, jasa kemasyarakatan dan pemilikan rumah tinggal. "Sektor-sektor tersebut tumbuh di bawah 19%," tambah Difi Kamis (29/8).

Ia menambahkan, ke depan laju pertumbuhan kredit akan terus melambat, karena permintaan pasar menurun. Sebelumnya, BI merevisi pertumbuhan kredit menjadi 18%-20%. Target ini dianggap sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan wajar.

Kepala Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Dody Arifianto, mengatakan perlambatan kredit ini akan menekan laba perbankan. Maklum, kontribusi terbesar laba berasal dari pendapatan bunga kredit.

Sedangkan kontribusi pendapatan non bunga hanya 5% sampai 10%. "Pendapatan dan  laba bisa jeblok," ujar Doddy. Nah, bank yang melakukan restrukturisasi kredit macet akan memperoleh pendapatan ekstra untuk menopang laba mereka.

Ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto, berpendapat perlambatan pertumbuhan kredit ini tidak akan memicu kenaikan kredit bermasalah. Perbankan telah melakukan antisipasi, salah satunya adalah menyeleksi sektor dan debitur yang masih aman menerima kredit dan tetap meningkatkan produksi usaha mereka.

Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Liem, mengatakan bahwa perlambatan kredit sudah mencerminkan kondisi saat ini. Danamon memprediksi, penyaluran kredit akan tumbuh antara 15%-17%.  Sementara inflasi  akan di atas 9%.

Vera menambahkan, pelemahan kredit terbesar akan terjadi pada sektor konsumsi. Selama ini kredit konsumsi memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan kredit yang lain. Kredit tersebut seperti pada kendaraan bermotor. "Mungkin permintaan kredit mobil agak sedikit melambat," jelas Vera. Danamon berjanji akan meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×