Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 50 basis point (bps) menjadi 7% mendapatkan dukungan dari pasar. Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto, setuju dengan kenaikan 50 bps karena akan memberikan efek positif perekonomian Indonesia.
"Kenaikan BI rate ini untuk mengerem laju inflasi dan ekspetasinya," kata Ryan, Kamis (29/8). Lanjutnya, suku bunga acuan menjadi 7% juga untuk membantu menjaga kurs mata uang rupiah agar tidak jatuh lagi karena suku bunga dalam rupiah jadi lebih atraktif.
"Langkah ini mengembalikan kepercayaan pasar (money market dan capital market)," tambahnya. Ke depan, diyakini BI akan tetap mengawal rupiah agar terjaga melalui bauran kebijakan moneter yang lain seperti menaikkan bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) ke 5,25%, bikin Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor beragam.
Ryan melanjutkan, hanya saja, kenaikan BI Rate ini akan mendorong naikkan LPS rate sebesar 50 bps ke 6,75% yang ujung-ujungnya akan mendorong bank-bank juga naikkan bunga dana dan kredit setidaknya sebesar 50 bps.
"Bahkan beberapa bank diketahui sudah menaikkan bunganya sebelum keputusan RDG BI hari ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News