kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Di RUU Perbankan, IBI tekankan prinsip resiprokal


Kamis, 11 Juni 2015 / 13:52 WIB
Di RUU Perbankan, IBI tekankan prinsip resiprokal
ILUSTRASI. Para pendiri Evermos. Dari kiri ke kanan: Ghufron Mustaqim, Ilham Taufiq, Iqbal Muslimin, dan Arip Tirta.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ikatan Bankir Indonesia (IBI) menekankan pentingnya prinsip resiprokal dalam proses penyusunan RUU Perbankan. Hal ini untuk memastikan bank asal Indonesia bisa menjadi tuan di negeri sendiri.

Menurut Zulkifli Zaini, Ketua Umum IBI, regulasi perbankan Indonesia selama ini jauh lebih longgar dibandingkan negara tetangga. Misalkan dalam kepemilikan saham asing di bank nasional, Malaysia membatasi hanya maksimal 30% dan Singapura maksimal 5%.

"Sementara di Indonesia, Warga Negara Asing atau Badan Hukum Asing dimungkinkan memiliki kepemilikan sampai 99% saham," kata Zulkifli dalam rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta (11/6).

Begitu pula dengan operasional jaringan kantor Cabang, Malaysia membatasi bank asing hanya boleh membuka maksimal 8 kantor cabang di seluruh negeri dan Singapura membatasi hanya maksimal 25 kantor cabang di seluruh negeri.

"Sementara bank asing di Indonesia leluasa membuka kantor cabang di berbagai wilayah Indonesia termasuk Papua tanpa dibatasi jumlahnya," ujar Zulkifli.

IBI mengusulkan jumlah kepemilikan saham asing di bank yang beroperasi di Indonesia juga diberi batasan yang lebih kecil. "Kami memberikan masukan kepemilikan saham asing maksimal 40%," imbuhnya.

Dengan demikian, prinsip resiprokal bisa ditegakkan secara efektif jika diatur secara tegas dalam UU Perbankan yang baru. "Sehingga ada perlakuan yang fair sebagaimana yang dialami bank asal Indonesia yang ekpansi ke pasar negara tetangga," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×