kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Di tengah pandemi, bisnis Investree diklaim masih stabil


Kamis, 14 Mei 2020 / 22:04 WIB
Di tengah pandemi, bisnis Investree diklaim masih stabil
ILUSTRASI. Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi, saat berkunjung ke Redaksi Kontan, Jakarta (29/11). AFPI sebagai organisasi yang mewadahi industri P2P lending di Indonesia, hingga oktaber 2018 ini tercatat perolehan rekening pemi


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak adanya pandemi, bisnis pinjam meminjam PT Investree Radhika Jaya tercatat masih berjalan normal. Karena aktivitas pinjam meminjam di Investree dilakukan secara online, perusahaan tidak menghadapi kendala untuk memberikan pelayanan kepada pengguna layanan Investree.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, meski ada wabah corona pihaknya melihat peningkatan permintaan pinjaman, khususnya selama bulan Ramadhan. Hal itu dikarenakan perusahaan turut membutuhkan dana untuk membayar THR karyawannya.

Baca Juga: Perkuat industri fintech, Aftech kolaborasi dengan Asean Financial Inovation Network

Adrian bilang, meski terjadi peningkatan permintaan pinjaman, pihaknya memastikan kualitas pembiayaan Investree tetap terjaga, sehingga borrower di seleksi dengan sistem credit scoring yang modern dan memiliki kredibilitas serta kemampuan untuk membayarkan pinjaman.

“Jumlah dana yang tersalurkan juga sejalan dengan yang harus dibayarkan oleh masing-masing borrower pada periode tertentu. Hanya saja, mungkin akan terjadi penurunan partisipasi pendanaan dari lender ritel atau individu karena situasi saat ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).

Adrian menambahkan, untuk pendanaan pinjaman saat ini, pihaknya telah menggunakan pendekatan strategis dengan memanfaatkan kontribusi lender institusi yang ada di Investree.

Asal tahu saja, hingga saat ini Investree tidak memberikan restrukturisasi kepada borrower-nya. Hal itu dikarenakan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) yang menyebutkan perusahaan fintech P2P lending tidak memiliki wewenang untuk melakukan restrukturisasi pinjaman online tanpa adanya persetujuan dari lender yang terlibat.

Baca Juga: P2P lending Pintek raih pendanaan seed funding dari Accion Venture Lab

Menurutnya, hal itu disebabkan pinjaman yang diberikan telah terikat dalam perjanjian pinjam meminjam antara borrower dan lender, sehingga untuk mengeksekusi permintaan restrukturisasi, wajib dilakukan perubahan terhadap perjanjian pinjam meminjam.

“Akan tetapi, Investree memfasilitasi permintaan pengajuan restrukturisasi pinjaman UKM yang terdampak covid-19 kepada pemberi pinjaman. Adapun caranya melalui mekanisme dan analisis kelayakan pada masing-masing perusahaan fintech lending,” tambahnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×