kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Di tengah pandemi, laba Bank Mega (MEGA) justru tumbuh 50% tahun lalu


Rabu, 17 Februari 2021 / 16:06 WIB
Di tengah pandemi, laba Bank Mega (MEGA) justru tumbuh 50% tahun lalu
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mega Tendean Jakarta, Rabu (10/6)


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, perbankan harus gigit jari karena laba alami kontraksi. Kondisi tersebut tidak dialami oleh PT Bank Mega Tbk (MEGA), laba bank milik Chairul Tanjung ini melambung tinggi yakni tumbuh 50% menjadi Rp 3,01 triliun pada akhir tahun 2020 dibandingkan posisi Rp 2,0 triliun pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, pertumbuhan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan komisi. MEGA mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 9% menjadi Rp 3,9 triliun, dan pendapatan komisi atau fee based income tumbuh 26% menjadi Rp 2,9 triliun.

Jika dilihat perolehan laba Bank Mega tersebut karena perusahaan mencatatkan penurunan biaya operasional dan pembiayaan bermasalah alias non performing loan (NPL).

Baca Juga: Harga saham Bank Mega (MEGA) menyentuh all time high

Misalnya, Bank Mega mencatatkan rasio BOPO turun menjadi 65,94% dan rasio NPL turun menjadi 1,39%. Kostaman menyampaikan, langkah efisiensi membuat biaya operasional lebih hemat.

Di tahun 2021 ini masih menjadi tantangan yang berat bagi perbankan, namun, Kostaman menjanjikan Bank Mega tetap akan mencetak pertumbuhan laba.

“Kami menargetkan penghimpunan laba bersih akan mencapai Rp 3,5 triliun pada akhir tahun nanti,” kata Kostaman, pada paparan kinerja virtual, Rabu (17/2).

Tentu saja, pertumbuhan laba ini salah satunya akan ditopang dari pertumbuhan kredit. Di tahun kerbau logam ini, Bank Mega membidik pertumbuhan kredit 6% atau menjadi Rp 51 triliun pada akhir tahun nanti. Adapun, pada tahun lalu, kredit MEGA mengalami tekanan dengan pertumbuhan negatif atau minus 6% menjadi Rp 48,5 triliun.

Segmen kredit korporasi masih menjadi penyumbang terbesar pada pertumbuhan kredit Bank Mega. Dari laporan keuangan Bank Mega tercatat kredit korporasi punya porsi 55% dengan nilai mencapai Rp 26,20 triliun, diikuti porsi kredit joint finance sebesar 24% menjadi Rp 11,42 triliun, dan porsi kartu kredit 13% sebesar Rp 6,38 triliun, serta kredit ritel dan komersial 7% menjadi Rp 3,5 triliun.

Baca Juga: Melonjak gila-gilaan, harga saham Bank Mega (MEGA) menyentuh rekor tertinggi

Kostaman optimistis pertumbuhan kredit akan membaik di tahun ini mengingat pada gerakan pemerintah yang mulai menjalankan program vaksinasi Covid-19.

“Di tahun ini, laba Bank Mega masih akan terus tumbuh dari pertumbuhan kredit dan pendapatan komisi yang akan kami dorong di tahun ini,” jelasnya.

Hanya saja, ada sederet rasio keuangan Bank Mega yang akan turun ataupun naik di tahun ini. Misalnya, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) akan turun menjadi 27,5% di akhir tahun nanti dari posisi 31,0% pada akhir tahun lalu, serta rasio NPL akan naik menjadi 2,0% di tahun ini dari posisi sebelumnya 1,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×