kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, penyaluran kredit BNI masih tumbuh 5,3% yoy pada 2020


Jumat, 29 Januari 2021 / 18:04 WIB
Di tengah pandemi, penyaluran kredit BNI masih tumbuh 5,3% yoy pada 2020
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank BNI, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak tantangan bagi dunia usaha di tanah air hampir disepanjang tahun 2020. Namun, perkembangan yang terjadi selama Kuartal IV – 2020 menunjukkan bahwa perekonomian mulai menunjukkan pemulihan, meskipun tanda berakhirnya pandemi Covid19 belum terlihat jelas. 

Sejak akhir tahun 2020 hingga saat ini, pemerintah masih terus menjalankan kebijakan pembatasan aktivitas sosial dengan seksama untuk mengendalikan penyebaran kasus Covid-19, sambil mempercepat program vaksinasi kepada masyarakat yang ditargetkan dapat selesai pada akhir tahun 2021. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terus beradaptasi di tengah masa pemulihan dari Pandemi Covid-19 dan terus berupaya menumbuhkan bisnis, terutama pada triwulan terakhir tahun 2020, dengan fokus pada penguatan fundamental perseroan. 

Hasilnya cukup memuaskan. Dengan progam transformasi yang dilakukan, kami yakin bahwa kinerja BNI tahun 2021 jauh akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020.

Baca Juga: Hadapi Pandemi, BNI Bertransformasi

BNI dapat mengelola imbal hasil dari aset–aset pencetak pendapatan perseroan dengan sangat baik, yang tentunya ditopang oleh kredit yang disalurkan pada 2020 sebesar Rp 586,2 triliun atau tumbuh 5,3% yoy. 

"Di samping itu, pada kuartal IV-2020 perseroan juga melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan komposisi aset dan liabilities, sehingga pengelolaan dana perseroan dapat lebih efektif," ujar Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, dalam Konferensi Pers virual di Jakarta, Jumat (29/1).

Pada tahun 2020, perseroan mampu menjaga NIM di level 4,5% melalui strategi manajemen biaya dana yang efektif. BNI mencatatkan biaya dana (cost of fund) yang terus mengalami perbaikan di setiap kuartalnya, terutama pada Kuartal IV - 2020 yang berada pada level 2,0% atau membaik 60 basis poin dari kuartal sebelumnya, sehingga cost of fund pada akhir 2020 turun menjadi 2,6% dari 3,2% di 2019.

Sementara itu, di tengah kondisi perekonomian yang menantang, Perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 11,9 triliun atau tumbuh 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, serta dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang hanya tumbuh 2,2% yoy. 

Kedua hal ini menjadi sasaran utama perusahaan selama masa pandemi untuk meredam tekanan pendapatan bunga yang turun 4,0% yoy dalam rangka pemberian stimulus restrukturisasi kredit kepada para debitur yang terdampak oleh pandemi, serta berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) sebesar Rp 27,8 triliun pada akhir 2020. 

Bekal PPOP tersebut menambah ruang bagi BNI untuk memupuk pencadangan yang memadai dalam menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang dan juga memberikan kekuatan untuk meminimalisir volatilitas keuntungan perseroan. 

Dimana pada tahun 2020, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun disertai dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio berada pada level 182,4% lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 133,5%. 

Selanjutnya: Penyebab pencadangan perbankan pada 2021 tak akan setinggi tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×