kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dibayangi Pengetatan Likuiditas, Bank Bermodal Mini Berlomba Menjaring DPK


Kamis, 11 Januari 2024 / 20:00 WIB
Dibayangi Pengetatan Likuiditas, Bank Bermodal Mini Berlomba Menjaring DPK
ILUSTRASI. PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank atau BABP)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bayang-bayang pengetatan likuiditas di industri perbankan yang terjadi saat ini turut mendorong bank-bank bermodal mini untuk dapat menjaga likuiditas agar tetap memadai di tahun 2024.

Berbagai upaya pun dilakukan bank-bank bermodal mini dalam menjaring nasabah dan menghimpun dana pihak ketiga (DPK). PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) misalnya, yang memiliki strategi bersaing dengan memacu kinerja penghimpunan dana murah (CASA), melalui MotionBank sebagai aplikasi layanan perbankan digital.

Melalui Motionbank, bank lebih mudah dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas dan memberikan layanan pembukaan rekening tabungan yang cepat dan aman, serta dilengkapi dengan fitur-fitur transaksi terkini dan berbagai promo menarik yang semakin menunjang kenyamanan nasabah dalam bertransaksi. 

Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan, strategi yang tidak kalah penting adalah dengan meningkatkan sinergi dengan ekosistem MNC Group.

Baca Juga: Likuiditas BCA Masih Memadai, Undisbursed Loan Diprediksi Stabil Tahun Ini

"Kami juga terus meningkatkan sinergi dengan ekosistem MNC Group dan melakukan perluasan ekosistem digital dengan menggandeng mitra-mitra terbaik seperti BP Jamsostek, Taspen hingga Indomaret," kata dia.

Selain itu, secara berkala MNC Bank terus melakukan pembaruan terhadap program promo simpanan di MNC Bank, sebut saja program Tabungan Dahsyat Bundling, Tabungan Dahsyat Berhadiah, hingga program referral. 

MNC Bank sendiri melihat pertumbuhan DPK secara dinamis yang disesuaikan dengan perkembangan permintaan kredit, dengan menjaga rasio LDR di level optimal 90%-92% dan tidak memberikan tekanan berlebih terhadap biaya dana.

PT Bank Nano Syariah sebagai bank yang baru berstatus Bank Umum Syariah (BUS) juga terus mengoptimalkan strateginya untuk menghimpun DPK tahun ini. Direktur Utama Bank Nano Syariah Halim mengatakan, sebagai bank yang berbasis core bisnis syariah, pihaknya akan memaksimalkan segmen tabungan haji dalam menghimpun DPK. 

"Kami akan optimalkan peluang dari tabungan haji ini, karena potensinya masih sangat besar sekali," kata dia kepada Kontan.

Halim sendiri berharap pertumbuhan DPK bisa capai dua digit tahun ini. Dia juga menyebut kondisi likuiditas di Bank Nano Syariah masih memadai, namun pihaknya tetap akan menjaga pertumbuhan DPK dan kredit yang selaras.

Baca Juga: Fokus Salurkan Kredit, Penempatan Dana Perbankan di Surat Berharga Mulai Menyusut

Sementara itu PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) juga optimistis ketahanan likuiditas masih akan baik di tahun 2024. Corporate Secretary Bank Ina Felix Tarigan menyebut optimisme tersebut bercermin dari tren DPK tahun lalu.

"Dengan memperhatikan pertumbuhan DPK di tahun lalu, menurut kami, ketahanan likuiditas perbankan masih akan baik di tahun 2024," kata dia  belum lama ini.

Bank Ina sendiri akan menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) berada di level 60-an%, dengan penyaluran kredit yang akan dilakukan selaras dengan pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga.

Sementara itu PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), meski saat ini masih memiliki likuiditas yang memadai, namun Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan pihaknya akan tetap menjaga pertumbuhan DPK untuk dapat mengimbangi pertumbuhan kredit dan memenuhi rasio likuiditas.

"Mengenai likuiditas saat ini kami melihat perbankan masih memiliki likuiditas yang memadai, terlihat dari rasio likuiditasnya, apalagi ekspektasi suku bunga ke depan akan mulai melandai," kata dia.

Yuddy juga menyebut saat ini suku bunga tinggi masih menjadi tantangan bank dalam menghimpun dana DPK dikarenakan adanya tantangan terkait biaya dana atau cost of fund (COF).

Untuk itu pihaknya perlu melakukan pengelolaan aset dan liabilitas yang optimal, termasuk mencari sumber sumber dana yang efisien, salah satunya dengan menggenjot himpunan dana murah (CASA).

Meski begitu, Yuddy menyebut segmen deposito pada tahun ini masih memiliki prospek yang baik dikarenakan naiknya suku bunga simpanan telah menarik para nasabah untuk menyimpan dananya di instrumen deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×